PAPUA - Awan kelabu menyelimuti kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XV Ngalum Kupel. Setelah serangkaian tindakan kekerasan terhadap warga sipil dan pembakaran fasilitas umum, kelompok separatis yang dipimpin Lamek Alipky Taplo kini kocar-kacir dihantam operasi penegakan hukum aparat gabungan TNI-Polri di wilayah Pegunungan Bintang.
Informasi yang dihimpun dari lapangan menyebutkan, operasi intensif yang digelar sejak awal pekan ini berhasil mempersempit ruang gerak kelompok OPM di sekitar Distrik Oksibil, Serambakon, dan Kiwirok. Dihadang dari berbagai arah dan kehilangan jalur logistik, kelompok ini kini terpecah dan melarikan diri ke dalam hutan.
“Mereka sekarang berlarian tak tentu arah. Tekanan aparat keamanan membuat kelompok itu kehilangan kendali dan moral tempur, ” ujar Markus Yawan, tokoh masyarakat Pegunungan Bintang, Senin (20/10/2025).
“Perjuangan mereka sudah tidak punya arah. Mereka bukan lagi pejuang Papua, tapi pembuat onar yang merusak kehidupan rakyat sendiri.”
Serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan OPM Kodap XV Ngalum Kupel selama ini telah menimbulkan penderitaan bagi warga setempat. Mereka kerap melakukan penghadangan di jalan, menembaki warga, hingga membakar sekolah dan fasilitas pemerintah. Namun kini, di tengah tekanan kuat dari aparat, banyak anggota OPM mulai menyerah dan meninggalkan perlawanan.
Pendeta Lukas Taplo, tokoh agama dari Distrik Serambakon, menilai langkah tegas aparat sebagai angin segar bagi masyarakat yang telah lama hidup dalam ketakutan.
“Kami mendukung penuh operasi aparat. Sudah terlalu lama rakyat Pegunungan Bintang hidup di bawah bayang-bayang teror. Tindakan tegas ini bukan untuk menindas, tetapi untuk menyelamatkan, ” tegasnya.
“Kami berharap kedamaian segera kembali, agar anak-anak bisa sekolah dan warga bisa berladang tanpa takut.”
Sementara itu, sumber dari aparat keamanan memastikan bahwa operasi dilakukan secara terukur dan berfokus pada pelumpuhan kelompok bersenjata, bukan terhadap masyarakat sipil.
“Kami bertindak sesuai prosedur. Sasaran utama adalah kelompok bersenjata yang menebar teror. Warga tetap kami lindungi, ” tegas seorang pejabat keamanan di Oksibil yang enggan disebut namanya.
Sejumlah laporan juga menyebut, moral pasukan OPM kini menurun drastis setelah kehilangan pemimpin mereka, Lamek Alipky Taplo, yang dilaporkan tewas akibat ledakan bom rakitan miliknya sendiri beberapa waktu lalu. Peristiwa itu menjadi pukulan telak bagi sisa kelompoknya yang kini terpecah dan kehilangan komando.
Dengan berkurangnya kekuatan Kodap XV Ngalum Kupel, situasi di sebagian besar wilayah Pegunungan Bintang dilaporkan mulai kondusif. Warga mulai berani keluar rumah, dan aktivitas perekonomian perlahan kembali berjalan.
Tokoh adat Pegunungan Bintang, Yonas Wenda, menutup dengan harapan sederhana namun bermakna:
“Papua ini tanah damai. Tidak ada tempat untuk mereka yang hidup dengan kekerasan. Kami ingin hidup tenang, bekerja, dan membesarkan anak-anak tanpa suara tembakan lagi.”
(MN/AG)