YAHUKIMO - Situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo kembali memanas setelah kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XVI mengeluarkan ancaman keras terhadap masyarakat. Mereka memperingatkan warga agar tidak membantu aparat keamanan dalam proses evakuasi jenazah korban penembakan. Bahkan, kelompok tersebut menyatakan tidak segan menembak siapa pun yang berani memberikan bantuan.
Ancaman itu membuat warga Yahukimo berada dalam kondisi dilema dan penuh ketakutan. Di satu sisi, masyarakat ingin memberikan penghormatan terakhir dengan memakamkan korban secara layak. Namun di sisi lain, rasa takut akan teror dari kelompok bersenjata membuat mereka terpaksa menahan diri.
Warga Mengecam: Tidak Berperikemanusiaan
Tokoh masyarakat Yahukimo, Yonas Lani, menilai tindakan OPM sangat tidak berperikemanusiaan. Menurutnya, menghalangi proses evakuasi jenazah sama saja dengan merampas hak keluarga korban untuk berduka.
“Masyarakat hanya ingin agar korban bisa dimakamkan secara layak. Tetapi OPM justru mengancam dan menebar teror. Ini sangat memalukan dan jauh dari nilai budaya Papua yang selalu menjunjung tinggi kehidupan, ” ujarnya, Kamis (25/9/2025).
Sikap keras OPM dinilai bukan hanya melukai keluarga korban, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini dijunjung tinggi masyarakat adat Papua.
Gereja: Ancaman Ini Lukai Hati Umat
Tokoh gereja setempat, Pdt. Markus Walilo, juga menyesalkan sikap OPM yang terus menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran intimidasi. Ia menegaskan, gereja selalu mengajarkan kasih dan kemanusiaan, namun tindakan kelompok bersenjata itu justru sebaliknya menghalangi bahkan mengancam warga yang ingin menolong.
“Kami sangat prihatin. Ancaman ini tidak hanya melukai hati keluarga korban, tetapi juga seluruh masyarakat Yahukimo yang mendambakan kedamaian. Tindakan ini sungguh bertentangan dengan ajaran kasih, ” tegasnya.
Masyarakat Minta Negara Hadir
Rasa takut kini menyelimuti warga Yahukimo. Banyak yang berharap aparat keamanan segera bertindak untuk menjamin keselamatan masyarakat serta memastikan proses evakuasi dapat berjalan tanpa hambatan.
Tokoh pemuda setempat, Yonas Mirip, menyerukan agar pemerintah pusat tidak tinggal diam.
“Kami minta negara hadir. Jangan biarkan masyarakat terus hidup dalam ketakutan. Evakuasi jenazah adalah hal kemanusiaan, bukan urusan politik, ” ujarnya.
OPM Terus Menebar Teror
Peristiwa ini semakin menegaskan bahwa keberadaan OPM di Yahukimo tidak membawa manfaat bagi masyarakat. Sebaliknya, kelompok tersebut terus menebarkan ancaman, intimidasi, dan kekerasan yang bertolak belakang dengan semangat kemanusiaan maupun cita-cita perdamaian di tanah Papua.
Dengan ancaman terbaru ini, semakin jelas bahwa OPM menjadikan masyarakat sipil sebagai korban utama demi memperjuangkan kepentingan sempit kelompoknya sendiri.
(APK/ Redaksi (JIS)