Ozi Setiadi: Mambaca Momentum Perubahan PPP

4 hours ago 1

OPINI - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berada pada persimpangan sejarah. Esksistensinya dalam perpolitikan nasional sedang diuji. Apakah PPP akan tetap mampu untuk eksis kedepan?

Pemilihan ketua umum dalam Muktamar X yang digelar pada 27-29 September 2025 akan menentukan arah partai berlambang Ka’bah ini. Dua nama calon sudah muncul ke permukaan, Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan dan Muhammad Mardiono, yang akan mencalonkan diri sebagai ketua umum PPP periode 2025-2030. Keduanya memiliki basis pendukungnya masing-masing. Namun, Mardiono memiliki catatan kelam, yakni kegagalan membawa PPP untuk lolos parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4 persen. 

Dengan kegagalan ini, mardiono memikul beban yang sangat berat untuk menjadi ketua umum. Sebaliknya, Agus Suparmanto muncul sebagai calon alternatif yang memiliki peluang kemenangan. Berdasarkan kapasitas, dukungan dan visi strategis yang ia miliki, peluang Agus Suparmanto untuk memimpin PPP sangat besar.

Agus Suparmanto merupakan orang yang cukup berpengalaman dalam perpolitikan di Indonesia. Ia pernah menjadi menteri perdagangan dalam Kabinet Indonesia Maju. Pengalaman di struktur eksekutif ini menunjukkan kapasitas yang tidak diragukan untuk menjadi pemimpin PPP. Selama karirnya sebagai menteri, ia berhasil menyusun strategi dalam meningkatkan kinerja perdagangan. Peningkatan ekspor dan penguatan pasar dalam negeri. Ini menunjukkan kemampuan dan pemahaman mendalam akan dinamika ekonomi global.
 
Agus Suparmanto juga merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI). Pengalaman organisasi pada level nasional ini membuktikan kemampuan menajerial Agus. Pengalaman ini akan sangat berharga dalam memimpin partai politik. Agus juga merupakan Direktur Utama PT. Galangan Manggar Biliton (GMB), yang menunjukkan adanya pengalaman Agus dalam manajemen dan tata kelola korporat. 

Dukungan kepada Agus Suparmanto yang mengalir dari para kiai, tokoh-tokoh senior dan kader PPP adalah bagian penting yang bisa dibaca sebagai modal dan terbukanya peluang bagi Agus untuk meraih kemenangan di Muktamar Ancol nanti.

Masa transisi partai dan derasnya isu perubahan sungguh menguntungkan bagi Agus untuk memperlebar peluang dirinya memenangi perebutan ketum PPP.

Setidaknya ada dua teori yang bisa dijadikan analisis terhadap konstalasi Muktamar PPP ke-X ini. Pertama, teori kharisma, tradisi, dan legal-rasional Max Weber. Kedua, teori modal politik dari Pierre Bourdieu. 

Berdasarkan teori Weber, Agus Suparmanto memiliki perpaduan yang unik dari tiga elemen tersebut. Pengalamanya sebagai menteri menunjukkan bahwa Agus memiliki kapasitas legal-rasional yang mumpuni. Kemampuan ini akan dapat membawa PPP keluar dari jurang kegelapan dengan arah penerangan yang dimiliki oleh Agus. Kompetensi administratif dan kebijakan publik yang dimiliki oleh seorang pemimpin amat penting bagi PPP dalam kalkulasi perpolitikan ke depan.

Agus juga merupakan sosok yang cukup punya kharisma di mata para politisi. Kedekatannya dengan kiai, ulama dan tokoh-tokoh Islam tradisional merupakan bukti kuat adanya koneksi spiritual dan kultural sebagai calon pempimpin partai Islam. Kedekatan Agus dengan tokoh-tokoh tersebut menjadi legitimasi tradisional pada komunitas santri yang merupakan basis elektoral PPP.

Jika merujuk pada teori Pierre Bourdieu, Agus memiliki kombinasi modal yang lengkap. Pertama, pengalamannya sebagai direktur sebuah korporasi menunjukkan bahwa ia memiliki modal kemampuan dalam mengelola sumber daya. Kedua, kedekatan dengan kiai, ulama, dan tokoh-tokoh Islam tradisional memberikan kredibilitas intelektual yang erat dengan pendidikan dan keilmuan Islam. Ketiga, Agus Suparmanto memiliki modal sosial yang terlihat dari jaringan politik yang luas, jaringan bisnis sampai jaringan organisasi masyarakat sipil. Keempat, sebagai mantan menteri, Agus memiliki modal simbolik yang akan memberikan dampak prestisius bagi PPP..

Yang tak kalah penting, Agus didukung dengan cukup solid dan dideklarasikan oleh para ulama, senior, dan mayoritas DPW PPP.  Ini faktor yang cukup signifikan dalam konstalasi Muktamar.

Taj Yasin Maimoen Zubair atau Gus Yasin, putra alm. Mbah Maimoen Zubair, juga debgan tegas memberikan dukungan kepada Agus. Jika Agus terpilih, Gus Yasin akan membersamai Agus menjadi sekjen PPP. Keduanya bertekad akan membawa perubahan dan melakukan proses regenerasi lebih serius lagi pada pematangan partai kedepan. 

PPP yang sempat gagal memenuhi ambang batas parlemen membutuhkan strategi pengelolaan yang lebih tepat agar kedepan bisa kembali masuk ke Senayan. Inilah gagasan yang ditawarkan oleh Agus Suparmanto dan Taj Yasin dalam kampanyenya di hadapan calon-calom peserta Muktamirin. 

Harapan kepada Agus Suparmanto, dengan didampingi Taj Yasin untuk memimpin PPP semakin menguat. Harapan akan wajah baru pemimpin partai dengan kapasitas dan kapabilitas yang doyakini tidak meragukan. 

Pengalaman dan track record yang dimiliki oleh Agus Suparmanto dan Taj Yasin memunculkan semangat para kader untuk membawa PPP untuk terus eksis dalam melanjutkan cita-cita dan visi para ulama. Revitalisasi partai punya harapan ketika PPP dipimpin oleh wajah baru. 

Agus Uparmanto diyakini oleh para kader memiliki kemampuan untuk memulihkan keadaan partai yang sempat melemah dan menurun pada pemilu 2024. Agus, didampingi Taj Yasin, juga diyakini akan mampu merealisasikan visi para ulama itu.

Agus Suparmanto adalah satu-satunya sosok yang muncul dan punya kesanggupan untuk melawan Mardiono setelah nama Dudung Abdurrahman, Amran Sulaiman, Anies Baswedan, K.H. Fanani dan Gus Idror menghilang. Hanya tinggal nama Agus Suparmato yang menjadi pintu perubaham bagi PPP kedepan. Agus adalah sosok yang dibutuhkan oleh PPP di era transisi saat ini. 

Apakah PPP akan merespon kehadiran Agus Suparmanto ini dengan baik, atau justru terjebak pada kepemimpinan lama yang memberikan pengalaman pahit dan tumbang di bawah ambang batas parlemen? 

Pilihannya kembali pada kader PPP sendiri yang akan menentukan nasib PPP di masa depan.

Jakarta, 25 September 2025

Ozi Setiadi*
(Dosen IAIN Kudus)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |