JAKARTA – Lembaga pencak silat Nahdlatul Ulama, Pagar Nusa, secara tegas melayangkan tuntutan terbuka kepada stasiun televisi Trans7. Tuntutan ini menyikapi penayangan program XPOSE UNCENSORED yang dinilai telah bertindak melampaui batas dengan menghina, melecehkan, serta merendahkan martabat para kiai dan lembaga pesantren.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis di Jakarta pada Sabtu (18/10/2025), Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, Muchamad Nabil Haroen, menyatakan bahwa tayangan tersebut tidak bisa ditoleransi sebagai sekadar kekeliruan. Beliau menekankan bahwa itu merupakan bentuk kelalaian moral yang serius dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
“Pesantren bukan tempat hiburan. Kiai bukan bahan olok-olok. Mereka adalah penjaga akidah, benteng kebudayaan, dan pilar keutuhan republik, ” tegas Gus Nabil, sapaan akrab Muchamad Nabil Haroen, dengan nada prihatin.
Pagar Nusa memandang bahwa tindakan Trans7 melalui program tersebut telah menyakiti perasaan umat Islam secara mendalam, khususnya para santri, serta mencoreng kehormatan pesantren yang sejatinya merupakan lembaga fundamental dalam pendidikan dan pembentukan karakter moral bangsa.
Oleh karena itu, Pagar Nusa mengajukan dua tuntutan krusial kepada pihak Trans7 dan perusahaan induknya, TransCorp. Tuntutan pertama adalah agar Trans7 segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh umat Islam, para kiai, santri, serta seluruh keluarga besar pesantren atas tayangan yang dianggap telah melecehkan martabat kiai dan pesantren.
Tuntutan kedua, Pagar Nusa mendesak Trans7 dan TransCorp untuk mengambil langkah-langkah konkret, yang transparan, dan penuh tanggung jawab guna memulihkan kehormatan (marwah) kiai dan pesantren yang telah tercoreng akibat penayangan program XPOSE UNCENSORED.
“Selama tuntutan ini belum terpenuhi, Pagar Nusa akan terus melakukan aksi serupa dengan kekuatan yang lebih besar. Ini adalah wujud kesetiaan kami dalam menjaga kehormatan kiai dan marwah pesantren di seluruh Indonesia, ” imbuh Gus Nabil, menunjukkan keseriusan organisasinya.
Beliau menambahkan bahwa Pagar Nusa siap mengerahkan seluruh kekuatan moral dan kultural yang dimilikinya untuk memastikan bahwa penghormatan terhadap ulama dan pesantren senantiasa ditegakkan.
Gerakan Bela Kiai, Jaga Pesantren, menurut Gus Nabil, bukanlah sekadar bentuk perlawanan, melainkan sebuah manifestasi mendalam dari cinta dan kesetiaan terhadap para ulama serta nilai-nilai Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta.
“Bela Kiai adalah Bela Negeri. Menghina Pesantren berarti menghina akar bangsa ini. Pokoknya, Bela Kiai Sampai Mati, ” tegas Nabil, menggarisbawahi komitmen organisasi.
Dalam seruannya, Gus Nabil juga menegaskan kembali bahwa Pagar Nusa tidak akan tinggal diam apabila kehormatan kiai diinjak-injak dan pesantren dilecehkan. Beliau menyatakan komitmen kuat untuk terus memperjuangkan keadilan dan pemulihan marwah pesantren di ruang publik. (PERS)