OPINI - Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali dihadapkan pada ancaman nyata yang mempertaruhkan kelestarian alam dan stabilitas ekonomi lokal.
Rencana nekat investor pabrik semen, khususnya dari Tiongkok, PT Conch, untuk menancapkan kukunya di Kabupaten Barru harus ditolak mentah-mentah!
Ini bukan sekadar penolakan biasa, melainkan tamparan keras bagi pemerintah yang tampak ambigu dalam menjaga kedaulatan lingkungan dan pasar domestik.
Di tengah gembar-gembor moratorium investasi pabrik semen baru di Pulau Sulawesi sebuah kebijakan yang seharusnya menjadi benteng pertahanan dari kelebihan pasokan kedatangan investor asing ini adalah bukti betapa lemahnya penegakan regulasi!
Apakah pemerintah hanya berpura-pura melindungi? Moratorium yang ada hanya sebatas tulisan jika ternyata masih bisa dilangkahi oleh konglomerat asing.
Ancaman lingkungan yang ditimbulkan oleh pabrik semen sudah menjadi rahasia umum. Lahan subur dikorbankan, debu mematikan mengancam kesehatan warga, dan pencemaran menjadi warisan pahit yang harus ditanggung rakyat Sulsel.
Keputusan Bupati Barru sebelumnya terkait izin lingkungan untuk PT Conch yang pernah dibatalkan oleh pengadilan (Keputusan Bupati Barru Nomor 306/KLH/VII/2016) adalah preseden buruk yang seharusnya menjadi pelajaran berharga, bukan malah menjadi pertimbangan untuk 'mengulang kesalahan' yang sama.
Jangan biarkan Bumi Barru menjadi tumbal industri kotor demi kepentingan segelintir investor!
Lebih jauh, rencana investasi ini adalah serangan langsung terhadap eksistensi raksasa semen lokal seperti PT Semen Tonasa dan PT Bosowa Semen perusahaan yang telah menjadi denyut nadi perekonomian Sulsel.
Pasar semen di wilayah ini sudah jenuh (over-supply), dan masuknya pemain asing, apalagi dengan potensi praktik 'jual rugi' atau dumping yang pernah terindikasi di tempat lain (seperti kasus hukum di Kalimantan Selatan), sama saja dengan menanti kanibalisme industri.
Argumen bahwa investor asing akan menyerap tenaga kerja adalah ilusi egois yang harus dibuang jauh-jauh! Alih-alih menyerap, kedatangan mereka justru berpotensi memicu gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dari perusahaan lokal yang kolaps akibat persaingan tak sehat.
Kebangkrutan atau gangguan serius pada Semen Tonasa dan Bosowa berarti bencana bagi ribuan keluarga karyawan dan konsumen setia mereka.
Para aktivis lingkungan di Barru sudah berteriak lantang: mereka akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengawasi setiap gerak-gerik PT Conch, termasuk potensi praktik curang seperti dumping.
Pemerintah Sulsel harus sadar, menolak investasi ini bukan berarti anti-investasi, melainkan selektif demi keberlanjutan. Melindungi lingkungan hidup dan menjaga stabilitas ekonomi domestik adalah tugas mutlak!
Hentikan segera segala upaya perintisan pabrik semen baru ini sebelum terlambat! Jangan biarkan Barru dikuasai oleh ambisi asing yang hanya meninggalkan polusi dan kehancuran ekonomi lokal. Tolak Investor Semen! Selamatkan Barru!