Jakarta, CNBC Indonesia - Kota Paris, Prancis akan memproduksi dan membagikan tas anti polusi secara gratis bagi para orang tua yang baru memiliki anak.
Melansir dari Euronews, Pemerintah Paris mengungkapkan bahwa dampak polusi terhadap kesehatan masyarakat merupakan salah satu masalah sosial utama ibu kota Prancis tersebut. Maka dari itu, Paris akan menjalankan proyek tas anti polusi gratis untuk mengatasi hal tersebut.
"Diperkirakan setidaknya 10 persen kanker berhubungan dengan faktor lingkungan dan diyakini bahwa penelitian saat ini menunjukkan bahwa angka ini masih diremehkan," kata Wakil Wali Kota Paris, Anne-Claire Boux.
Boux mengatakan, pada pertengahan 2025 mendatang Paris akan menggelontorkan biaya sebesar 500 ribu euro atau sekitar Rp8,36 miliar dan 1 juta atau sekitar Rp16,73 miliar per tahun setelahnya untuk menyediakan "tas hadiah" anti polusi bagi para orang tua baru (asumsi kurs Rp16.730/euro).
Tas tersebut akan berisi cangkir bayi berbahan baja antikarat, mainan kayu, tisu basah berbahan katun yang dapat dipakai ulang, dan perlengkapan pembersih tidak beracun sebagai bagian dari "resep ramah lingkungan".
Menurut Boux, tas tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi "polutan harian", seperti zat perfluoroalkil dan polifluoroalkil (PFAS), pengganggu sistem endokrin, dan pestisida. Paparan terhadap senyawa, seperti PFAS atau "bahan kimia abadi" yang biasa ditemukan pada produk pembersih, peralatan masak, kain, dan kemasan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti masalah tiroid dan kesuburan, serta kanker.
"Persoalan infertilitas tidak hanya terkait dengan kesehatan lingkungan, mungkin ada alasan lain. Namun, tak ada gunanya jika membahas infertilitas tanpa paparan kita terhadap," pungkas Boux.
Selain menyediakan tas anti polusi, Paris juga akan menyediakan 44 pusat perlindungan ibu dan bayi yang bebas dari polutan. Tak hanya itu, Paris bakal melatih tenaga kesehatan untuk membantu masyarakat mengurangi kontak dengan berbagai jenis polutan yang berbahaya bagi kesehatan.
Dilaporkan, sekitar 83 persen anak dari 21 ribu kelahiran per tahun telah diterima di pusat perlindungan ini.
Sebenarnya, paket yang disediakan di Paris bukanlah ide baru. Di Eropa, "kotak bayi" atau paket bersalin untuk orang tua yang baru melahirkan anak sudah dilakukan banyak negara untuk mengatasi kesenjangan sosial atau sebagai alat pendidikan.
Awal mula "kotak bayi" ini berasal dari Finlandia pada 1949 silam. Pada saat itu, setiap orang tua baru ditawarkan lebih dari 40 barang, seperti selimut, kantong tidur, pakaian, barang perawatan pribadi, mainan, dan buku.
Di Skotlandia, "kotak bayi" berisi pakaian, buku, dan mainan dengan gagasan bahwa kotak tersebut memberikan "awal yang sama dalam hidup" kepada bayi.
Sebuah studi pada 2023 yang dipublikasikan Lancet Public Health menemukan bahwa ada hubungan antara "kotak bayi" dan berkurangnya paparan asap tembakau serta peningkatan pemberian ASI di kalangan ibu muda. Meskipun dampak ini kecil, para peneliti mengatakan hubungan dengan merokok bisa terjadi karena tingkat stres berkurang atau adanya pencegahan merokok dari bidan.
"Semua program yang diidentifikasi bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap berbagai aspek kesejahteraan ibu dan bayi melalui konsep kotak bayi," kata para peneliti.
Laporan itu merekomendasikan agar program-program tersebut dapat terus dilaksanakan dengan menggunakan produk ramah lingkungan, seperti tas bayi di Paris yang secara khusus memang ditujukan untuk tujuan menyelamatkan lingkungan.
Namun, salah satu aspek yang masih diperdebatkan dari program ini adalah apakah benar dapat menghasilkan perubahan perilaku jangka panjang orang tua. Berkaitan dengan perdebatan tersebut, laporan Finlandia menyebutkan bahwa "kotak bayi" terbukti dapat mendorong "perubahan perilaku jangka pendek atau satu kali" di sekitar waktu kelahiran.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Panen Hujatan Swifties, Billboard Minta Maaf ke Taylor Swift
Next Article Pekerja Bandara Prancis Ancam Mogok Jelang Olimpiade Paris, Ada Apa?