Patriot Bond Bidik Proyek Energi Sampah, Rosan Roeslani Ungkap Investor Konglomerat

6 days ago 10

JAKARTA - Sebuah terobosan finansial tengah digalakkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) melalui instrumen baru bernama Patriot Bond. Dana ambisius senilai Rp50 triliun ini diproyeksikan akan menjadi bahan bakar utama untuk memajukan proyek pengolahan sampah, khususnya yang berfokus pada konsep 'waste to energy' atau mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

Rosan Roeslani, CEO Danantara, mengonfirmasi langsung arah penggunaan dana ini. Ia menyatakan, "Ke waste to energy, " saat ditemui awak media di Kompleks Istana Negara pada Senin (9/9/2025).

Lebih lanjut, Rosan membeberkan bahwa proyek 'waste to energy' ini tidak akan berjalan sendiri. Pihak swasta akan dilibatkan melalui mekanisme tender yang transparan. "Proses tendernya kita akan launching juga secara terbuka dan kita harapkan prosesnya bisa berjalan dalam jangka waktu sesegera mungkin, agar bisa mulai ada yang bisa dilaksanakan pada akhir tahun ini, " jelasnya.

Antusiasme terhadap penawaran Patriot Bond ini, menurut Rosan, sangatlah tinggi. Ia mengungkapkan bahwa para konglomerat besar di Indonesia menunjukkan minat yang signifikan. "Ya akan yang diundang saja (Pengusaha) yang besar besar ya, semuanya itu berpartisipasi kok, yang besar-besar pasti tau semuanya (namanya), " ujarnya penuh keyakinan.

Meskipun begitu, Rosan memilih untuk merahasiakan identitas calon investor yang telah menyatakan minatnya selama periode book building. "Ya kan kalau masa book building kita gak boleh sebutin dulu dong. Pasti kan udah tau kan, saya sudah bilang yang besar - besar ikut partisipasi, " tuturnya.

Patriot Bond sendiri adalah instrumen pembiayaan strategis berupa surat utang yang diterbitkan melalui mekanisme private placement. Artinya, penawarannya ditujukan langsung kepada sekelompok kecil investor terpilih, yakni para konglomerat dan kelompok usaha besar di Indonesia, bukan kepada masyarakat umum. Surat utang ini ditawarkan dalam dua pilihan tenor, yaitu 5 dan 7 tahun, dengan kupon atau imbal hasil sebesar 2%. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |