Patroli yang Menyentuh Hati: Ketika Marinir Menyapa Papua dengan Cinta

4 days ago 4

YAHUKIMO - Di balik langkah-langkah kaki Marinir yang menyusuri belantara Kampung Pilong, Distrik Anggruk, terselip kisah yang lebih dalam dari sekadar patroli keamanan. Pada Rabu, 18 Juni 2025, prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir melaksanakan misi berbeda: bukan hanya menjaga batas negara, tetapi menjaga kepercayaan dan harapan masyarakat.

Di tengah sunyinya pedalaman Yahukimo, kehadiran para prajurit disambut bukan dengan ketakutan, melainkan dengan senyum dan pelukan hangat. Warga Kampung Pilong yang selama ini hidup dalam keterasingan menyambut mereka bak keluarga yang lama tak berjumpa.

Dengan penuh kesabaran dan ketulusan, para Marinir berdialog, mendengar, dan menyapa. Mereka tak hanya berbagi pesan tentang hidup sehat dan aman, tetapi juga membagikan kehangatan kemanusiaan. Di balik loreng dan senjata, ada hati yang lembut dan telinga yang siap mendengar.

Letkol Marinir Siswanto, Dansatgas, menyampaikan bahwa pendekatan seperti ini adalah fondasi utama dalam tugas mereka.

“Kami tidak hanya membawa misi pertahanan, tapi juga misi persaudaraan. Di setiap senyuman warga, kami temukan kekuatan untuk terus menjaga Tanah Papua bukan hanya dengan senjata, tetapi dengan cinta dan kedekatan, ” ujarnya tegas namun hangat.

Mayjen TNI Lucky Avianto, Pangkoops Habema, mengapresiasi langkah para prajurit yang menghadirkan pendekatan humanis.

“Inilah wajah TNI yang sesungguhnya. Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga, tapi juga sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Papua. Patroli yang dibalut dengan hati, adalah kunci menuju kedamaian sejati, ” ungkapnya.

Langkah mereka di Kampung Pilong menjadi simbol bahwa keamanan tidak selalu dibangun dengan kekuatan, tetapi juga dengan empati. Dalam sunyinya pegunungan Yahukimo, suara paling lantang bukanlah tembakan melainkan sapaan ramah, tawa anak-anak, dan doa-doa dari masyarakat.

Catatan Redaksi:

Ketika prajurit berjalan menyusuri rimba, yang mereka jaga bukan hanya batas negara tetapi batas hati antara rakyat dan negara. Karena dalam setiap pelukan warga, di situlah sebenarnya Indonesia hadir.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |