JAKARTA - Upaya meminimalisir potensi gangguan keamanan dan ketertiban di lembaga pemasyarakatan (lapas) kini difokuskan pada pemberdayaan warga binaan. Direktur Pengamanan dan Intelijen Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas), Tatan Dirsan Atmaja, menegaskan bahwa pembinaan yang efektif adalah kunci utama dalam menciptakan kondisi yang kondusif di seluruh jajaran pemasyarakatan.
"Pembinaan yang baik pastinya akan berkorelasi positif terhadap kondisi keamanan dan ketertiban di lapas, rutan (rumah tahanan), LPKA (lembaga pembinaan khusus anak), bahkan bapas (balai pemasyarakatan), " ujar Tatan dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (12/10/2025).
Komitmen Kemenimipas ini sejalan dengan program ketahanan pangan nasional yang tertuang dalam program Astacita Presiden Prabowo Subianto, serta tindak lanjut dari 13 program akselerasi yang digagas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto. Pemberdayaan warga binaan kini diarahkan untuk menjadi garda terdepan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
"Warga binaan diarahkan untuk menjadi pelaku aktif dalam ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan-lahan tidur yang ada, ” jelas Tatan. Ia menambahkan bahwa sekitar 54 persen lahan tidur di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenimipas memiliki potensi besar untuk dioptimalkan sebagai sarana pemberdayaan warga binaan di sektor ketahanan pangan.
Proses pemberdayaan ini tentu tidak dilakukan begitu saja. Warga binaan akan dibekali dengan keterampilan yang relevan dan mendapatkan pendampingan intensif sebelum mereka terjun langsung mengolah lahan tersebut demi mencapai produktivitas pangan yang optimal.
"Tentunya mereka diberikan bekal keterampilan dan pendampingan sebelum akhirnya terjun mengolah lahan-lahan untuk produktivitas ketahanan pangan, " tegasnya.
Untuk memperkuat program ini, Kemenimipas telah menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja sama ini bertujuan untuk mendukung penyediaan pelatihan yang dibutuhkan oleh para warga binaan, memastikan mereka memiliki bekal keterampilan yang memadai untuk berkontribusi dalam program ketahanan pangan dan mempersiapkan masa depan mereka setelah bebas. (PERS)