NDUGA - Insiden tragis kembali mengguncang Distrik Anggruk, Kabupaten Nduga, Papua, setelah sekelompok anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) diduga melakukan pembunuhan terhadap tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga pengajar. Serangan yang terjadi pada Jumat (21/03/2025) ini telah menuai kecaman luas, termasuk dari tokoh Papua Sebby Sembom, yang menilai tindakan tersebut sebagai penghianatan terhadap perjuangan OPM itu sendiri.
Dalam aksi brutal ini, dua tenaga kesehatan dan satu tenaga pengajar ditemukan tewas setelah menjadi sasaran kelompok bersenjata. Mereka yang seharusnya hadir untuk membantu masyarakat justru menjadi korban kebiadaban.
Sebby Sembom: "Ini Bukan Perjuangan, Ini Penghancuran Masa Depan Papua"
Menanggapi peristiwa ini, Sebby Sembom tokoh Papua yang dikenal vokal dalam berbagai isu di Papua menyatakan bahwa aksi kekerasan terhadap tenaga kesehatan dan tenaga pengajar tidak mencerminkan semangat perjuangan yang sesungguhnya.
"Ini adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Mereka yang diserang adalah pahlawan kemanusiaan yang datang untuk membantu masyarakat. Jika OPM benar-benar berjuang untuk rakyat Papua, mengapa justru mereka yang ingin memajukan Papua yang menjadi korban?" ujar Sebby Sembom, Rabu (26/03/2025).
Menurutnya, pembunuhan terhadap tenaga medis dan guru hanya akan memperburuk citra OPM di mata masyarakat Papua maupun dunia internasional.
"Kesehatan dan pendidikan adalah kunci kemajuan. Jika kita menghancurkan orang-orang yang memberikan itu kepada masyarakat, maka kita menghancurkan masa depan Papua itu sendiri, " tegasnya.
TNI-Polri Bergerak, Masyarakat Diminta Waspada
Pasca insiden ini, aparat keamanan dari TNI-Polri langsung melakukan langkah-langkah pengamanan guna menstabilkan situasi dan mengejar pelaku. Sementara itu, warga sekitar dihimbau untuk tetap waspada dan segera melaporkan setiap aktivitas mencurigakan demi menjaga keamanan bersama.
Pembunuhan terhadap tenaga medis dan guru di Papua bukan hanya melukai keluarga korban, tetapi juga melukai harapan masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik.
Kejadian ini menjadi peringatan keras bahwa kekerasan tidak akan pernah membawa Papua menuju kesejahteraan hanya dengan kedamaian dan pembangunan, masa depan Papua bisa benar-benar terwujud. (Red1922)