SOLOK – Pemerintah Kabupaten Solok bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Solok menggelar rapat koordinasi di Ruang Rapat Setda, Gedung C, pada Rabu (01/10/2025). Rapat ini membahas penguatan peran masjid dalam menghadapi berbagai penyakit masyarakat, seperti narkoba, perilaku menyimpang, dan aliran sesat.
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Solok H. Candra, Ketua MUI Sumatera Barat Dr. H. Gusrizal Gazahar, Ketua MUI Kabupaten Solok Aprijal Harun, para camat, wali nagari, alim ulama, perwakilan Kemenag Kabupaten Solok, serta unsur organisasi keagamaan.
Dalam sambutannya, Wabup Candra menegaskan bahwa masjid harus berfungsi lebih luas, bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga pusat dakwah, pendidikan, dan kontrol sosial.
“Masjid bukan sekadar tempat ibadah, tapi harus jadi benteng moral masyarakat. Kita tidak boleh lelah mencari solusi menghadapi penyakit sosial, ” ujarnya.
Menurutnya, rapat ini merupakan tindak lanjut dari Rakorda yang sebelumnya digelar di Gedung Solok Nan Indah. Ia juga telah berdiskusi dengan tiga mantan Bupati Solok untuk menyatukan strategi dalam mengatasi persoalan sosial. Salah satu contoh nyata adalah aturan di Nagari Paninggahan yang sejak 24 tahun lalu melarang hiburan malam orgen tunggal, sebagai bentuk kearifan lokal dalam menjaga moral masyarakat.
Perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Solok menambahkan, pihaknya kini fokus memperkuat 372 masjid dan 856 mushalla yang ada di daerah tersebut. “Masjid harus ramah bagi perempuan, lansia, disabilitas, hingga musafir. Bahkan, masjid di jalur lintas akan dijadikan percontohan pelayanan ibadah yang inklusif, ” jelasnya.
Ketua MUI Kabupaten Solok, Aprijal Harun, menyebut kegiatan ini sebagai bukti nyata sinergi antara ulama dan pemerintah dalam memperbaiki kondisi sosial masyarakat. “Kami berterima kasih kepada Pemkab Solok atas dukungan penuh. Ini wujud nyata kolaborasi ulama dan umara, ” katanya.
Rapat ini diikuti oleh 76 peserta yang terdiri dari perwakilan MUI, Muhammadiyah, Tarbiyah, NU, serta tokoh kecamatan dan nagari. MUI juga menghadirkan dua narasumber, yakni Huriyatul Akmal, M.Si dari UIN Imam Bonjol Padang dan Buya Gusrizal Gazahar dari MUI Sumbar. Materi yang disampaikan diharapkan menjadi pedoman dalam pembinaan masjid secara berkelanjutan.
Dengan adanya rapat ini, Pemkab Solok dan MUI berharap masjid benar-benar dapat menjadi pusat peradaban umat, sekaligus garda terdepan dalam menghadapi berbagai tantangan sosial yang mengancam generasi muda di Kabupaten Solok.