Pendeta Neres Dimiye Kutuk Keras Pembunuhan Guru di Yahukimo: “Aksi OPM Adalah Perbuatan Biadab!

4 days ago 11

YAHUKIMO - Duka dan amarah menyelimuti Tanah Papua setelah insiden keji yang menewaskan seorang tenaga pengajar di Kabupaten Yahukimo. Guru yang selama ini dikenal berdedikasi tinggi untuk mencerdaskan anak-anak Papua menjadi korban kebrutalan kelompok bersenjata yang diduga kuat bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Korban yang tengah menjalankan tugas mulianya sebagai pendidik diserang secara brutal dan sempat merintih kesakitan sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir di lokasi kejadian. Tragedi ini kembali menorehkan luka mendalam bagi dunia pendidikan Papua tanah yang sejatinya haus akan ilmu dan kedamaian.

Tokoh gereja terkemuka Papua, Pendeta Neres Dimiye, mengecam keras aksi tersebut. Dengan nada penuh emosi, ia menyebut perbuatan itu biadab dan tak berperikemanusiaan.

“Guru adalah pelita bagi anak-anak kita di kampung. Mereka datang dengan niat baik, membawa pengetahuan dan kasih. Membunuh seorang guru sama halnya dengan memadamkan cahaya masa depan Papua. Ini perbuatan biadab dan tidak bisa diterima, ” tegas Pdt. Neres, Rabu (15/10/2025).

Ia menambahkan, tindakan kekerasan seperti ini sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai luhur budaya Papua yang menjunjung tinggi rasa hormat, kasih, dan kebersamaan.

“Kekerasan tidak akan membawa Papua menuju kemerdekaan sejati, justru menghancurkan masa depan generasi muda. Mari kita bersatu menjaga kedamaian dan melindungi para guru yang telah berkorban untuk anak-anak kita, ” pesannya.

Kesedihan yang mendalam juga dirasakan oleh warga setempat. Tokoh masyarakat Yahukimo, Obet Kanimbo, tak kuasa menahan tangis saat mengenang sosok almarhum guru yang dikenal sederhana dan penuh kasih.

“Beliau bukan hanya mengajar, tapi juga menjadi orang tua bagi murid-muridnya. Setiap pagi beliau berjalan kaki jauh untuk mengajar tanpa pamrih. Kami sangat kehilangan dan marah karena orang sebaik itu justru dibunuh tanpa alasan, ” ungkap Obet dengan mata berkaca-kaca.

Para tokoh adat dan masyarakat Yahukimo menyerukan agar kekerasan terhadap tenaga pendidikan segera dihentikan. Mereka juga mendesak aparat keamanan dan pemerintah daerah memperkuat perlindungan bagi para guru, terutama di wilayah pedalaman yang rawan gangguan keamanan.

“Kami berharap masyarakat berani melaporkan keberadaan kelompok bersenjata yang sering menebar teror. Jangan biarkan ketakutan menguasai, karena guru dan anak-anaklah yang paling menderita, ” ujar salah satu tokoh adat Yahukimo.

Tragedi berdarah di Yahukimo kembali menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya melahirkan penderitaan baru.

Guru yang seharusnya menjadi jembatan masa depan Papua kini menjadi korban kebiadaban yang tak berperikemanusiaan.

Kematian tenaga pendidik ini bukan hanya kehilangan bagi satu kampung, melainkan tamparan keras bagi nurani bangsa.

Papua tak butuh peluru dan teror Papua butuh kedamaian, pendidikan, dan kasih untuk membangun masa depan yang lebih baik.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |