PANGKEP SULSEL— Dunia pendidikan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, berduka atas kepergian seorang pejuang pendidikan sejati, Sahari, S.Pd., guru honorer di SDN 60 Bung, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene. Beliau berpulang ke Rahmatullah beberapa hari lalu, setelah mempersembahkan dedikasinya hingga titik akhir untuk mendidik generasi penerus bangsa.
Alm. Sahari bukan sekadar guru biasa. Ia adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang mengabdikan hidupnya di sebuah sekolah terpencil yang hanya bisa diakses dengan mendaki dan menuruni gunung. Perjalanan menuju SDN 60 Bung bukanlah perkara mudah, namun bagi beliau, tantangan itu justru menjadi ladang pengabdian.
Mimpi besar Sahari sederhana namun mulia: melihat anak-anak didiknya bisa berprestasi, sejajar bahkan melebihi siswa-siswa dari sekolah di kota besar. Dengan segala keterbatasan fasilitas, beliau tetap semangat membimbing, mengajar, dan menginspirasi anak-anak di SDN 60 Bung
Beberapa bulan lalu, mimpi besar itu akhirnya terwujud. Melalui acara Program Mimpi Jadi Nyata yang disiarkan di DAAI TV, siswa-siswa SDN 60 Bung berhasil menunjukkan prestasi luar biasa, membanggakan nama sekolah mereka yang terpencil. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata dari kerja keras dan tekad tanpa batas seorang guru seperti Sahari.
Kepergian Alm. Sahari yang mendadak membawa duka mendalam bagi seluruh keluarga besar SDN 60 Bung, Anak-anak yang sebelumnya penuh semangat berkat bimbingannya kini merasa kehilangan sosok ibu, guru, sekaligus pahlawan mereka.
Guru-guru lain dan warga sekitar mengakui bahwa perjuangan Alm. Sahari dalam membina anak-anak di atas pegunungan itu bukan hal yang mudah. Dengan gaji honorer yang sangat terbatas, beliau tetap bertahan, tidak pernah sekalipun mengeluh, bahkan sering memberikan bekal tambahan untuk anak-anak yang membutuhkan.
"Ibu Sahari adalah sosok yang tak tergantikan. Setiap hari beliau mendaki gunung hanya demi memastikan kami mendapatkan pelajaran, " tutur salah seorang siswa SDN 60 Bung sambil menahan tangis.
Program Mimpi Jadi Nyata yang mengantarkan siswa-siswa SDN 60 Bung meraih prestasi nasional adalah hasil nyata dari tekad seorang guru yang rela berkorban tanpa pamrih. Kini, meski jasad beliau telah tiada, semangat dan cita-citanya tetap menyala di hati anak-anak didiknya.
Di tengah keterbatasan infrastruktur sekolah, Alm. Sahari justru menanamkan nilai-nilai perjuangan, integritas, dan semangat pantang menyerah kepada siswa-siswinya. Ia tidak hanya mengajar akademik, tetapi juga membangun karakter.
Kini, para siswa SDN 60 Bung, bertekad meneruskan cita-cita gurunya. Mereka berjanji akan terus berprestasi, membawa nama sekolah mereka ke kancah yang lebih tinggi, seperti yang diimpikan almarhumah.
Semangat Alm. Sahari juga menjadi inspirasi bagi banyak guru honorer lainnya di pelosok Indonesia. Bahwa pendidikan sejati tidak mengenal keterbatasan geografis maupun materi, melainkan berakar dari ketulusan dan pengabdian.
Pemerintah setempat dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep turut menyampaikan belasungkawa atas kepergian Alm. Sahari, seraya berjanji untuk terus mendukung pengembangan pendidikan di daerah-daerah terpencil seperti SDN 60 Bung.
Dinas Pendidikan pun sebaiknya berinisiatif mengabadikan nama Alm. Sahari dalam bentuk beasiswa pendidikan, agar perjuangannya terus dikenang dan menjadi teladan bagi generasi mendatang.
Selamat jalan, Ibu Sahari. Perjuanganmu abadi di hati anak-anak gunung yang kini bermimpi besar berkat ketulusanmu. Semoga amal jariyahmu terus mengalir, dan mimpimu akan tetap hidup dalam semangat anak-anak bangsa. ( Herman Djide)