PKK Barru Loyo di Jambore 2025, Ujian Nyata Kepemimpinan Bupati Perempuan Pertama

1 month ago 12

OPINI - Pelaksanaan Jambore Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) tingkat Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2025, yang digelar di Kabupaten Bone telah usai. 

Gemerlap perayaan dari beberapa kabupaten sukses menorehkan tinta emas, namun ada satu daerah yang kini menjadi sorotan tajam, Kabupaten Barru.

Alih-alih ikut merayakan, sunyi senyapnya perbincangan dan pemberitaan mengenai capaian TP PKK Kabupaten Barru di kancah provinsi justru memicu kegelisahan dan desakan evaluasi. 

Ini bukan sekadar tentang piala atau piagam. Ini adalah indikator vital tentang sejauh mana organisasi garda terdepan pemberdayaan keluarga ini mampu menggerakkan potensi dan programnya secara efektif.

Jebloknya Indikator, Hilangnya Cermin Keberhasilan

Perlu dicatat, di masa kepemimpinan sebelumnya, TP PKK Barru pernah berdiri tegak, bahkan sampai terpilih menjadi Maskot Parade Nusantara dalam Jambore Nasional. Prestasi itu adalah bukti bahwa PKK Barru memiliki potensi besar dan kader yang mumpuni.

Jika hasil Jambore PKK Sulsel 2025 kali ini tidak maksimal sebagaimana yang disinyalir dari minimnya perayaan maka ini adalah sinyal bahaya yang tak boleh diabaikan. Jambore adalah cermin semangat dan efektivitas program di lapangan. 

Hasil yang kurang memuaskan ini menuntut Ketua TP PKK Barru saat ini, Andi Milawaty Abustan, untuk segera melakukan evaluasi total dan otokritik mendalam.

Lebih jauh, keberhasilan TP PKK sering kali dianggap sebagai cerminan keberhasilan kepala daerah dalam menggerakkan potensi perempuan dan keluarga di wilayahnya.

Bupati Perempuan Pertama Barru, Kini Saatnya Buktikan!

Di sinilah peran Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari, yang merupakan bupati perempuan pertama di daerah tersebut, menjadi krusial.

Sebagai seorang pemimpin perempuan, Bupati Andi Ina seharusnya menjadi figur yang paling memahami dan leading dalam mendukung program-program pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui PKK. 

Apresiasi dan penegasan peran strategis PKK dalam penanganan stunting dan ekonomi keluarga yang kerap disampaikan Bupati memang penting. Namun, saatnya perhatian tersebut diterjemahkan dalam bentuk dukungan konkret dan evaluasi ketat yang tidak basa-basi!

Jargon "Barru Unggul" tidak akan tercapai tanpa dukungan mitra strategis seperti PKK yang berdaya. Bupati Andi Ina harus memanfaatkan momentum hasil Jambore ini sebagai cambuk.

Mengapa tidak segera dilakukan benchmarking ke daerah lain yang sukses? Mengapa tidak segera ada alokasi sumber daya yang tepat untuk meningkatkan kualitas kader dan program?

Dukungan penuh yang dibutuhkan bukan hanya kata-kata, tetapi kebijakan anggaran dan sinergi lintas sektor yang tajam.

Fokus pada Program Riil, Bukan Sekadar Kompetisi

Hasil Jambore, bagaimanapun, adalah masa lalu. Fokus TP PKK Barru harus segera diarahkan pada penguatan program riil yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan keluarga.

Masyarakat dan kader berharap, kepemimpinan saat ini dapat:

1. Meningkatkan Intensitas dan Kualitas Pelatihan bagi kader di tingkat desa/kelurahan, sebab di sanalah ujung tombak program berada.

2. Memastikan Sinergi Program Keluarga Sehat berjalan optimal, termasuk mengawal implementasi program rumah gizi yang sudah diluncurkan agar tidak sekadar seremonial.

3. Mengoptimalkan Peran Dekranasda yang juga dipimpin oleh Ketua TP PKK untuk benar-benar memfasilitasi produk lokal Barru agar naik kelas, menciptakan kemandirian ekonomi, bukan hanya pameran.

Ini adalah panggilan untuk bangkit. Dengan kepemimpinan yang lebih terarah, fokus yang tajam pada 10 Pokok PKK, dan dukungan penuh tanpa syarat dari Bupati Andi Ina Kartika Sari, TP PKK Barru harus mampu meraih kembali prestasi dan yang jauh lebih penting, memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan keluarga di Kabupaten Barru.

Kegagalan di Jambore adalah teguran keras, bukan akhir dari segalanya.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |