Padang, Singgalang – Kepolisian Daerah Sumatera Barat menggelar sosialisasi pencegahan radikalisme dan intoleransi di Sekolah Tinggi Agama Islam dan Pengembangan Ilmu Alquran Sumbar, Jumat (26/9).
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 mahasiswa-mahasiswi, dengan menghadirkan Kasubbid Penmas Kompol Omry Yan sahureka, S.H, S.I.K, , sebagai narasumber utama.
Kompol Omry dalam materinya menjelaskan kegiatan ini digelar untuk memperkuat ketahanan mahasiswa dari paparan paham radikal maupun intoleran, terutama di lingkungan pendidikan.
Dengan materi ini diharapkan dapat memberi gambaran nyata bagaimana paham ini bisa menyusup dan bagaimana cara mencegahnya.
“Kami ingin mahasiswa memiliki pemahaman yang benar tentang bahaya radikalisme sehingga bisa memproteksi diri dan lingkungan" Ulasnya
Kompol Omrik juga menekankan bahwa radikalisme biasanya berawal dari pemahaman agama yang keliru dan ketidakpuasan terhadap sistem yang berlaku.
Ia mengingatkan mahasiswa agar selalu merujuk pada sumber ajaran Islam yang shahih, Alquran, dan Sunnah, serta mengikuti bimbingan ulama yang lurus.
“Radikalisme tumbuh karena adanya pola pikir eksklusif dan intoleran. Karena itu, penting bagi generasi muda untuk menguatkan moderasi beragama, menumbuhkan sikap toleransi, serta menjaga persatuan. Jangan mudah terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang mengatasnamakan agama, tetapi justru menyesatkan, ” jelas Kompol Omrik.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memperkuat literasi digital. Menurutnya, banyak paham radikal menyebar melalui media sosial.
Oleh karena itu, mahasiswa harus cerdas dalam memilah informasi dan tidak mudah percaya pada provokasi yang belum jelas kebenarannya.
Selepas kegiatan, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STAI-PIQ Sumbar, Wilrahmi Izati, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi semacam ini sangat penting untuk membentengi mahasiswa dari paham-paham yang menyimpang.
“Kami berharap mahasiswa yang hadir dapat menjadi agen penyampai informasi kepada rekan-rekannya, sehingga lingkungan kampus benar-benar bersih dari paham radikal maupun intoleran, ” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah mahasiswa peserta mengaku mendapatkan wawasan baru dari materi yang disampaikan. Salah seorang mahasiswa menilai kegiatan ini membuka cara pandang yang lebih luas.
“Selama ini kami hanya tahu radikalisme itu berbahaya, tetapi setelah dijelaskan langsung oleh pihak kepolisian, kami jadi lebih paham ciri-cirinya dan bagaimana cara menghindarinya. Ini sangat bermanfaat, ” ungkapnya.
STAI-PIQ Sumbar berkomitmen untuk terus bekerjasama dengan Polda Sumbar dalam menjaga dunia pendidikan dari paparan paham radikal dan intoleransi.
Pihak kampus juga menegaskan keterbukaan terhadap berbagai program pembinaan dan pelatihan yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya mampu membentengi diri sendiri, tetapi juga berperan aktif menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama, toleransi, serta persatuan bangsa di tengah masyarakat.
(Berry)