Polemik Trans7, Cucun Ahmad Syamsurizal Minta Evaluasi Izin Hak Siar Imbas Tayangan Pesantren

11 hours ago 2

JAKARTA - Lembaga legislatif Indonesia tak tinggal diam menyikapi polemik program televisi yang diduga menyinggung institusi pendidikan agama. Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurizal, secara tegas menyatakan bahwa DPR RI telah melayangkan permintaan serius kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap izin hak siar yang dimiliki oleh Trans7. Langkah ini diambil menyusul kontroversi yang timbul akibat penayangan program Xpose Uncencored yang menampilkan Pondok Pesantren Lirboyo.

“DPR RI meminta kepada Kementerian Komdigi dan Komisi Penyiaran Indonesia untuk bersama-sama melakukan audit mengevaluasi izin hak siar dari Trans7, seperti sebagaimana yang disampaikan Komisi Penyiaran Indonesia, ” ungkap Cucun saat membacakan kesimpulan penting dari pertemuan yang melibatkan Komdigi, KPI, Trans7, serta Himpunan Alumni Santri Lirboyo, yang digelar di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada hari Kamis (16/10/2025).

Cucun menambahkan bahwa hasil audit yang akan dilakukan oleh Komdigi, KPI, dan pemerintah akan menjadi dasar untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada pihak yang bersalah. Ia juga menyampaikan apresiasi mendalam dari DPR RI atas tindakan proaktif KPI dalam menangani permasalahan yang melibatkan tayangan Pondok Pesantren Lirboyo di Trans7. Pemberian sanksi penghentian sementara program siaran Xpose Uncencored merupakan langkah awal yang dinilai tepat.

“Bahkan bukan hanya penghentian sementara, sudah tidak ada lagi program itu, ” tegas Cucun, menunjukkan keseriusan DPR dalam menindaklanjuti kasus ini.

Menyadari dampak dari kelalaian yang terjadi, Direktur Utama Trans7, Atiek Nur Wahyuni, tak luput menyampaikan permohonan maaf yang tulus. Ia mengakui adanya kelalaian dari jajarannya dalam proses penayangan program tersebut. Pengalaman ini, baginya, adalah sebuah pelajaran berharga.

“Trans7 dengan segala kerendahan hati memohon maaf sebesar-besarnya atas kelalaian dalam penayangan Xpose Uncencored tanggal 13 Oktober 2025. Kami juga memohon maaf kepada segenap kiai dan keluarga, para pengasuh, santri, dan alumni santri Lirboyo, dan seluruh keluarga besar pondok pesantren di Indonesia, ” ujar Atiek dengan nada penyesalan yang mendalam.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Atiek mengungkapkan bahwa Trans7 telah mengajukan permohonan maaf resmi secara terbuka. Lebih lanjut, sebagai langkah tegas, mereka juga telah menjatuhkan sanksi pemutusan kerja sama dengan rumah produksi yang bertanggung jawab atas pembuatan program Xpose Uncencored, yang dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2025.

Sebelumnya, pada Rabu (15/10/2025), tim manajemen Trans7 telah melakukan kunjungan langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur. Kunjungan ini dilakukan sebagai respons atas viralnya video yang menimbulkan kegaduhan dan rasa sakit hati di kalangan santri dan ulama.

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, K.H. Oing Abdul Muid, membenarkan kedatangan perwakilan manajemen Trans7 yang bertujuan untuk meminta maaf secara langsung terkait tayangan yang menampilkan masyayikh Lirboyo. Dalam pertemuan yang bersifat silaturahmi itu, pihak Trans Corp dan Trans7 telah memberikan klarifikasi.

“Kami kedatangan tamu Bapak Andi Chairil (Direktur Program Trans7) ditemani Profesor Muhammad Nuh. Pertemuan ini adalah silaturahim. Dalam acara tadi, dari Trans Corp dan Trans7 menyampaikan klarifikasi, ” jelas KH Oing Abdul Muid di Kediri, Rabu (15/10/2025).

Pihak Trans7 sendiri telah berulang kali menegaskan komitmennya untuk menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran berharga. Mereka berjanji akan meningkatkan ketelitian dan pemahaman mendalam mengenai hubungan harmonis antara santri, para kiai, pengasuh, dan alumni pondok pesantren di masa mendatang. (PERS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |