KARO - Maraknya kegiatan ilegal seperti permainan judi tembak ikan, judol, togel, tolam dan narkotika yang dinilai berhasil 'Menghipnotis' masyarakat Karo hingga ke pelosok desa, kembali mendapat sorotan tajam.
Pasalnya, problema pemberantasan berbagai ragam judi dan narkotika selama ini, yang marak dilakukan penangkapan. Disebut-sebut hanyalah pekerjaan yang sia-sia belaka, karena tak sampai menyentuh ke akar masalah.
Alasannya, kata seorang tokoh masyarakat. Penangkapan dan penyitaan barang bukti pekat yang dilakukan personil Polres Tanah Karo, lebih menyasar ke masyarakat yang terpapar seperti pemain judi, tukang tulis, pengedar dan pemakai narkotika saja atau di level bawah.
"Tidak menyentuh bandar-bandar di level atas. Terkesan Ecek-ecek, sejak kapan diungkap polisi siapa bandar judi dan narkoba di Tanah Karo. Saya rasa tidak pernah terungkap apalagi ditangkap, " ujar Jeremia Ginting (62) yang juga seorang tokoh masyarakat, Kamis (25/09-2025).
Merespon adanya niat kepolisian dan pemerintah daerah untuk memberantas penyakit masyarakat, ia berharap penangkapan tak sekedar menyasar ke konsumen di level bawah saja.
"Harus bisa menangkap bandar. Jangan ada tebang pilih dan sedikitpun jangan dikasih ruang. Sikat sampai habis hingga ke akar-akarnya. Karena begitu banyak masyarakat kecil yang menjadi korban, " bebernya.
Bila perlu, tambahnya lagi, isu adanya keterlibatan sejumlah oknum-oknum APH yang membekingi atau ikut andil dalam bisnis kegiatan ilegal, perlu ditindak pimpinan di kesatuannya masing-masing.
"Isu-isu itu sudah bukan rahasia lagi. Bahkan sejumlah media juga diduga mendapat 'Mil' atau aliran dana sebagai upah 'Tutup Mulut'. Jangan ada dusta diantara kita. Kalau memang betul-betul mau berantas, masyarakat akan turut mendukung demi bersihnya Tanah Karo dari pekat, " tegasnya.
Dikatakan Jeremia, jangan ada yang cari panggung ditengah pemberantasan pekat. Karena ini untuk menyelamatkan seluruh masyarakat Tanah Karo dan anak muda.
"Tak perlu manuver atau gimmick. Lebih baik bersama - sama berangkulan untuk melakukan langkah-langkah penanganan pemberantasan mulai dari desa sesuai wewenang masing-masing, " sebutnya.
"Intinya konkret sesuai wewenang. Jangan main genderang dan tari-tarian terkesan gimmick karena ada kepentingan. Ibarat Ada Udang Dibalik Batu. Sebab aksi damai berantas pekat sudah sering. Nanti ditutup dulu, abis itu beroperasi lagi, " ujar Jeremia mengakhiri.
(Anita Theresia Manua)