Prof. Mia Amiati: Menyambut Tahun Baru dengan Penuh Harapan

3 hours ago 3

Jakarta - Tahun baru adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan masa lalu, merencanakan masa depan, dan menyambut perubahan dengan hati yang terbuka. Bagaimana kita menyambut tahun baru dapat menentukan bagaimana kita menjalani tahun yang akan datang.

Mengakhiri Tahun 2025 di bulan Desember 2025 dan memasuki tahun 2026 dengan diawali bulan Januari 2026, sudah mulai banyak acara yang akan meramaikan pergantian tahun dan tentunya sahabat-sahabat sudah juga banyak mendapatkan dan membaca rangkaian kata-kata indah yang terjalin menjadi kalimat-kalimat indah untuk membangkitkan semangat sahabat-sahabat semua agar dapat menatap dan menyongsong harapan baru sehingga kita pun akan mempersiapkan energi yang baru pula menyongsong Tahun 2026. Tak jarang kalimat-kalimat tersebut juga membuat kita merenung dan kembali merefleksikan diri kita di tahun yang telah kita lewati.

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL

Manusia sebagai mahluk sosial yang dikenal dengan istilah _Homo Sapiens_,

mengandung arti “manusia bijaksana” atau “manusia berpengetahuan, ” merujuk pada spesies manusia modern yang dicirikan oleh kemampuan berpikir, menciptakan alat, bahasa kompleks, seni (lukisan gua), dan struktur sosial yang maju, serta memiliki kesamaan genetik yang sangat tinggi dengan manusia saat ini, yang berevolusi dari manusia purba di Afrika dan menyebar ke seluruh dunia. Mereka adalah spesies yang sangat adaptif dengan kapasitas otak besar dan mampu mengembangkan peradaban, berbeda dari spesies manusia purba lainnya yang telah punah.

Ciri-ciri Utama Manusia sebagai Homo Sapiens:

  • Kecerdasan dan Penalaran: Memiliki kemampuan berpikir abstrak, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, ditunjukkan dengan pembuatan teknologi (alat batu, tulang) dan seni.
  • Kemampuan Beradaptasi: Mampu bertahan dan berkembang di berbagai lingkungan melalui inovasi teknologi dan budaya.
  • Struktur Sosial Kompleks: Hidup dalam kelompok dan mengembangkan hubungan sosial yang rumit (homo socius).
  • Karya dan Cipta: Mampu menciptakan karya, mengembangkan ide, dan mewujudkan potensi diri melalui pendidikan dan pengalaman.

MOMEN PENTING SAAT TAHUN BARU

Dua momen penting saat tahun baru adalah sebagai berikut:

1. Momen Muhasabah atau Intropeksi Diri

Makna tahun baru yang penting adalah sebagai momen introspeksi diri atau muhasabah. Dalam menyambut tahun baru, kita bisa merenungkan perbuatan kita di tahun-tahun sebelumnya dan merencanakan tujuan di tahun yang baru ini dengan resolusi-resolusi yang kita tetapkan sendiri. Tentunya resolusi ini merupakan resolusi yang baik dan harus diiringi oleh usaha yang tekun dan berdoa yang tanpa henti, berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Momen Menuju Kebaikan

Tahun baru juga memiliki makna bahwa telah terjadi perubahan pada waktu, dan seyogyanya perubahan pada sesuatu yang menuju kebaikan, memiliki manfaat untuk seluruh manusia dan untuk semua alam semesta dengan menggunakan semangat damai penuh kasih sayang. Memasuki tahun baru, dalam rangka menuju kebaikan, tentunya kita perlu memulai untuk memperbaiki akhlak kita agar bisa menebar kebaikan kepada sesama manusia dan seluruh alam semesta.

MENYONGSONG TAHUN BARU DENGAN EVALUASI DIRI

Sebagai makhluk sosial yang memiliki akal budi, seyogyanya sahabat-sahabat semua menyempatkan diri untuk melihat ke masa lalu dan mengalkulasi, apakah lebih banyak kebaikan yang telah dilakukan dibanding dengan keburukan? Atau malah sebaliknya, banyak hal-hal yang buruk yang dilakukan sehingga kebaikan kita tertutup oleh keburukan di tahun lalu? Introspeksi ini akan menjadi modal bagi kita untuk mempersiapkan masa depan agar hal-hal yang buruk tidak terjadi lagi.

Seyogyanya pula kita terus melakukan perubahan-perubahan menuju kebaikan sehingga menjadi orang-orang beruntung. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi apalagi sampai menjadi golongan orang celaka dengan tidak memperbaiki masa depan ke arah yang lebih baik.

Evaluasi diri lebih dini akan menguntungkan kita pada kehidupan kelak. Dengan mengevaluasi diri sendiri, kita akan mengenali kekurangan-kekurangan yang diharapkan dapat diperbaiki sesegera mungkin. Kondisi ini akan meminimalkan kesalahan kita sehinga kita bisa menjalani hidup ini dengan lebih ringan dengan beban yang seminimal mungkin dan tentunya lebih bahagia.

MENGGUNAKAN AKAL BUDI UNTUK INTROSPEKSI DAN EVALUASI DIRI

Sudah sangat seyogyanya, kita semua harus menggunakan akal budi untuk introspeksi dan evaluasi diri sebagai esensi manusia untuk memperbaiki diri, menebar kebaikan, dan membuat hidup lebih bermakna, menjadikannya momen penting untuk menghitung perbuatan baik dan buruk lalu berjanji menjadi lebih baik ke depan, seperti saat menyambut tahun baru atau momen refleksi pribadi lainnya. Ini adalah panggilan moral untuk menggunakan anugerah akal budi guna mengarahkan hidup menuju kebaikan universal, bukan sekadar membiarkan waktu berlalu.

Beberapa Hal penting untuk introspeksi dan evaluasi diri

  • Mengenali Diri: Membantu Anda mengenali kekurangan dan kekuatan, sehingga bisa memperbaiki diri segera.
  • Meminimalkan Kesalahan: Dengan evaluasi, kita bisa mengurangi kesalahan di masa depan dan menjalani hidup lebih ringan.
  • Mengarahkan Hidup: Menjadi landasan untuk menetapkan tujuan yang lebih baik dan resolusi yang membangun di masa depan.
  • Introspeksi: Akal budi memungkinkan kita menilai baik dan buruk, membedakan keindahan dari keburukan.

Bagaimana cara melakukannya?

  • Refleksi Jujur: Tinjau perbuatan Anda, baik yang tampak besar maupun kecil.
  • Hitung Kebaikan & Keburukan: Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah lebih banyak kebaikan yang saya lakukan atau keburukan?” Ini bukan untuk menghakimi, tapi untuk memahami pola.
  • Belajar dari Kesalahan: Jadikan kesalahan sebagai pelajaran, bukan beban abadi.
  • Fokus pada Perbaikan: Tujuannya adalah perbaikan berkelanjutan (menuju kebaikan) dan menebar manfaat, bukan sekadar menyalahkan diri sendiri.

Intinya, menggunakan akal budi untuk “mengalkulasikan” masa lalu adalah praktik moral yang esensial bagi manusia untuk tumbuh dan berkontribusi positif bagi diri sendiri dan alam semesta.

MEMILIH KEBAIKAN DAN MENJAUHI KEBURUKAN

Kehidupan dunia ini merupakan perjalanan yang penuh dengan dinamika, yang senantiasa diwarnai oleh pilihan-pilihan yang harus diambil oleh setiap manusia. Dalam konteks ini, manusia sering dihadapkan pada dua kutub yang saling bertolak belakang yaitu kebaikan dan keburukan. Dua kutub ini tidak hanya hadir dalam bentuk tindakan yang manusia lakukan sehari-hari, tetapi juga membentuk nilai-nilai, norma, dan pandangan hidup yang mereka anut.

Secara sederhana, kebaikan adalah setiap tindakan yang sesuai dengan ajaran Tuhan dsn hukum yang berlaku. Kebaikan adalah perbuatan yang membawa manfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan keburukan adalah segala bentuk perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Tuhan dan bertentangan dengan aturan hukum serta merugikan diri sendiri atau orang lain, dan menimbulkan kerusakan di dunia ini.

Manusia, sebagai makhluk yang memiliki akal dan perasaan, sering kali terjebak dalam konflik internal antara kebaikan dan keburukan. Dalam banyak situasi, manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak mudah. Misalnya, dalam berinteraksi dengan sesama, manusia sering kali dibingungkan oleh dorongan hati yang ingin berbuat baik, tetapi juga ada godaan untuk melakukan keburukan yang mungkin lebih menguntungkan dalam jangka pendek. Hal ini mencerminkan konflik batin yang terjadi dalam diri setiap individu.

Di dunia ini, kebaikan dan keburukan sering kali bersinggungan dan terkadang saling mengisi. Ada kalanya suatu tindakan yang tampak baik pada awalnya, ternyata berujung pada dampak buruk bagi diri sendiri atau orang lain. Sebaliknya, keburukan yang dilakukan oleh seseorang bisa mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kebaikan dalam kehidupan. Proses ini menjadi bagian dari perjalanan hidup manusia untuk memahami mana yang benar-benar membawa kebahagiaan dan kesejahteraan.

Meskipun kehidupan dunia ini penuh dengan ketidakpastian, kebaikan tetaplah menjadi arah yang harus dipilih. Kebaikan dalam bentuk kejujuran, empati, dan kerja keras tidak hanya membawa dampak positif bagi diri sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Sejarah mencatat, banyak contoh orang-orang yang tetap memilih jalan kebaikan meskipun harus menghadapi tantangan berat. Mereka memahami bahwa meskipun dunia ini penuh dengan ujian, kebaikan akan selalu membawa kedamaian sejati dalam hidup. Jalan kebaikan memang tidak selalu mudah, tetapi ia membawa makna yang mendalam bagi kehidupan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam perspektif ini, tantangan adalah bagian dari perjalanan yang menguatkan karakter dan menjadikan seseorang lebih mulia.

PILIHAN HIDUP YANG LEBIH BAIK

Menghindari keburukan adalah pondasi yang kokoh untuk membangun kehidupan yang lebih baik, baik secara individu maupun sosial. Keburukan dapat merujuk pada berbagai hal, mulai dari tindakan buruk seperti kekerasan, penipuan, hingga pikiran negatif atau kebiasaan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, keburukan bisa datang dalam bentuk godaan untuk berbuat salah, berbicara kasar, atau bahkan berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika.

Menghindari keburukan adalah langkah awal menuju pilihan hidup yang lebih baik. Dalam perspektif Islam, menghindari keburukan tidak hanya berarti menjauhi hal-hal negatif, tetapi juga merupakan bentuk aktif memilih kebaikan. Pilihan ini menunjukkan kesadaran dan komitmen untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Menghindari keburukan bukan hanya soal berhenti melakukan sesuatu yang salah, tetapi juga menggantinya dengan hal-hal baik. Semua agama mengajarkan hal yang sama bahwa menjauhi keburukan adalah salah satu bentuk ibadah. Seperti halnya dalam ajaran Agama Islam, Surat An-Najm ayat ke-32 menyatakan bahwa:

Barang siapa yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya.

Serta Surat Al-An’am ayat ke-120 menyatakan bahwa:

Dan tinggalkanlah dosa yang tampak maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi balasan karena apa yang telah mereka kerjakan.

Dengan menghindari keburukan, kita membebaskan diri dari rasa bersalah, penyesalan, dan konflik batin. Ini berarti kita memilih kebaikan berupa ketenangan jiwa, yang pada akhirnya membuat hidup kita lebih damai dan bahagia.

Menghindari keburukan bukanlah sekedar menahan diri dari hal-hal negatif, tetapi juga membuka jalan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Dalam setiap keputusan untuk menjauhi keburukan, kita sedang memilih kebaikan yang akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat.

Kehidupan dunia ini memang berada di antara dua kutub yang saling bertolak belakang, yaitu kebaikan dan keburukan. Keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, yang memberikan kita kesempatan untuk memilih dan belajar. Meskipun keburukan sering kali menggoda, kebaikan tetaplah jalan yang lebih baik untuk dijalani karena Kebaikan akan membawa kedamaian, kebahagiaan, dan kemajuan, sementara keburukan hanya menciptakan penderitaan. Oleh karena itu, mari kita terus berusaha untuk memilih kebaikan dalam setiap langkah kita, agar kehidupan ini menjadi lebih bermakna dan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

BAGAIMANA MENYAMBUT TAHUN BARU DENGAN PENUH HARAPAN?

Berikut beberapa tips untuk menyambut tahun baru dengan penuh harapan:

  1. Refeleksikan Masa Lalu: Luangkan waktu untuk memikirkan apa yang telah kamu capai di tahun yang lalu. Apa yang kamu banggakan? Apa yang kamu ingin perbaiki? Refleksi ini akan membantu kamu memahami apa yang kamu ingin ubah di tahun yang akan datang [1].
  2. Tetapkan Tujuan: Buatlah tujuan yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai untuk tahun yang akan datang. Tujuan ini akan memberikan kamu arah dan motivasi untuk mencapai apa yang kamu ingin capai.
  3. Buat Rencana: Setelah menetapkan tujuan, buatlah rencana untuk mencapainya. Identifikasi langkah-langkah yang kamu perlu lakukan dan buatlah jadwal untuk melakukannya.
  4. Hapus Kebiasaan Buruk: Identifikasi kebiasaan buruk yang kamu ingin ubah dan buatlah rencana untuk menghilangkannya. Gantikan kebiasaan buruk dengan kebiasaan yang lebih baik.
  5. Fokus pada Kebaikan: Fokus pada kebaikan dan hal-hal yang kamu syukuri. Ini akan membantu kamu memiliki sikap yang lebih positif dan meningkatkan harapan kamu.
  6. Bergaul dengan Orang yang Positif: Bergaul dengan orang yang positif dan mendukung dapat membantu kamu meningkatkan motivasi dan harapan.
  7. Jangan Lupa Berdoa: Jangan lupa untuk berdoa dan meminta petunjuk dari Allah. Doa dapat membantu kamu merasa lebih tenang dan memiliki harapan yang lebih besar.@Red.

Oleh: Prof. (HCUA) Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA., CSSL.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |