Pupuk Butiran Alami, Herman Djide: Solusi Ramah Lingkungan untuk Pertanian Berkelanjutan
PANGKEP SULSEL - Pertanian modern seringkali bergantung pada pupuk kimia yang cepat memberikan hasil, namun berdampak buruk terhadap kesuburan tanah dalam jangka panjang. Salah satu solusi yang kini semakin mendapat perhatian adalah penggunaan pupuk butiran dari bahan alami. Pupuk ini terbuat dari kompos, kotoran ternak, limbah organik, atau bahkan hasil fermentasi bahan hayati yang dibentuk menjadi butiran padat sehingga lebih praktis digunakan.
Kelebihan utama pupuk butiran alami terletak pada kemampuannya memperbaiki struktur tanah. Berbeda dengan pupuk kimia yang cenderung membuat tanah keras dan miskin mikroorganisme, pupuk alami justru meningkatkan kandungan humus serta mendukung kehidupan biota tanah. Tanaman yang tumbuh pun menjadi lebih sehat, tahan terhadap penyakit, dan memiliki kualitas hasil panen yang lebih baik.
Selain manfaat bagi tanah dan tanaman, pupuk butiran alami juga ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah organik, petani tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia impor, tetapi juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Proses produksi pupuk ini bisa dilakukan secara sederhana di tingkat rumah tangga atau kelompok tani, sehingga membuka peluang usaha baru di pedesaan.
Pupuk butiran dari bahan alami seharusnya menjadi pilihan utama dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan. Dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat tani sangat penting agar penggunaan pupuk ini semakin meluas. Dengan cara ini, petani dapat menjaga kesuburan tanah, meningkatkan kesejahteraan, sekaligus melestarikan alam untuk generasi mendatang.
Baik, berikut saya buatkan panduan sederhana membuat pupuk butiran dari bahan alami yang bisa diaplikasikan oleh petani atau kelompok tani:
Bahan-Bahan
1. Kotoran ternak (sapi, kambing, ayam) – sebagai sumber nitrogen.
2. Serbuk gergaji atau sekam padi – untuk menambah struktur dan karbon.
3. Dedak/tepung jagung/tepung singkong – sebagai perekat alami.
4. Arang halus/abu sekam – menambah mineral dan menjaga kelembaban.
5. Air secukupnya – untuk membantu proses pencampuran.
6. Molase/gula merah cair/EM4 (opsional) – mempercepat fermentasi.
Cara Membuat Pupuk Butiran Alami
1. Persiapan Bahan
Keringkan kotoran ternak terlebih dahulu agar tidak terlalu basah.
Haluskan bahan tambahan seperti arang atau abu sekam.
2. Pencampuran
Campur kotoran ternak, serbuk gergaji/sekam, arang/abu sekam, dan dedak dengan perbandingan seimbang (1:1:1:0, 5).
Tambahkan sedikit air agar adonan lembab, jangan terlalu basah.
Jika ada, tambahkan larutan gula merah/EM4 untuk mempercepat fermentasi.
3. Pencetakan Butiran
Bentuk adonan menjadi butiran kecil (bisa menggunakan tangan atau cetakan sederhana).
Jika sulit menggumpal, tambahkan sedikit tepung singkong atau jagung sebagai perekat alami.
4. Pengeringan
Jemur butiran pupuk di bawah sinar matahari selama 2–3 hari hingga kering.
Pastikan benar-benar kering agar tidak mudah berjamur saat disimpan.
5. Penyimpanan dan Penggunaan
Simpan pupuk butiran dalam wadah tertutup yang kering.
Aplikasikan ke lahan dengan cara ditaburkan di sekitar tanaman sesuai kebutuhan.
Pupuk butiran alami ini bisa bertahan lama, mudah diaplikasikan, serta menjaga kesuburan tanah secara berkelanjutan.
Pangkep 4 September 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan