PAPUA - Suara rakyat Papua kian bulat. Gelombang penolakan terhadap kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) menggema di berbagai wilayah, menandai kebangkitan kesadaran masyarakat bahwa tidak ada tempat bagi pengganggu kedamaian di Tanah Papua.
Dalam sejumlah aksi damai yang digelar di berbagai kabupaten, warga tumpah ruah ke jalan membawa spanduk bertuliskan seruan “Papua Ingin Damai”, “Tolak OPM, Selamatkan Rakyat”, dan “Hentikan Kekerasan di Tanah Papua”. Mereka menegaskan bahwa OPM bukanlah representasi rakyat Papua, melainkan sumber penderitaan dan ketakutan bagi masyarakat yang mendambakan hidup tenang.
Ketua adat dari Kabupaten Yahukimo, Pdt. Telius Wonda, menyuarakan kekecewaan mendalam terhadap aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata.
“OPM bukan membawa kedamaian, tapi air mata. Anak-anak kehilangan sekolah, mama-mama takut ke pasar, bapak-bapak tak bisa berkebun. Ini bukan perjuangan, tapi penderitaan, ” tegasnya, Kamis (2/10/2025).
Pandangan serupa datang dari tokoh gereja di Pegunungan Tengah, Pdt. Yonas Tabuni, yang menyebut tindakan kekerasan OPM bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan ajaran agama.
“Membakar, membunuh, mengusir warga itu bukan kasih, bukan perjuangan. Rakyat harus menjauh dari kekerasan dan menolak ajakan kelompok bersenjata, ” ujarnya lantang.
Sementara itu, tokoh pemuda Papua, Daniel Murib, mengajak generasi muda untuk tidak terjerumus dalam ideologi keliru yang ditanamkan kelompok separatis.
“Anak muda Papua harus bangkit membangun negeri. Belajar, bekerja, dan menciptakan masa depan. Jangan ikut OPM yang hanya membawa kehancuran dan air mata, ” katanya penuh semangat.
Dalam aksi tersebut, masyarakat juga menyampaikan apresiasi kepada aparat keamanan yang terus berupaya menjaga stabilitas di wilayah rawan konflik. Mereka berharap, kehadiran aparat tak hanya menjaga keamanan, tetapi juga terus melakukan pendekatan persuasif dan kemanusiaan kepada masyarakat.
Aksi damai itu ditutup dengan doa bersama dan pernyataan sikap: Papua menolak OPM, Papua ingin damai. Seruan itu menjadi simbol tekad rakyat untuk menjaga Tanah Papua tetap aman, tenteram, dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Papua tidak butuh perang, kami butuh kedamaian, ” ujar salah satu peserta aksi sambil mengibarkan bendera Merah Putih.
(APK/ Redaksi (JIS)