Rakyat Papua Bangkit: Tolak Kehadiran OPM, Warga Berani Usir Kelompok Bersenjata dari Wilayahnya

11 hours ago 2

Pegunungan Tengah - Arus penolakan terhadap keberadaan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus meluas di berbagai wilayah Papua. Masyarakat kini tidak lagi diam menghadapi teror dan ancaman kelompok tersebut. Mereka dengan tegas menolak bahkan mengusir anggota OPM yang mencoba masuk atau bersembunyi di wilayah pemukiman warga.  

Kesadaran kolektif rakyat Papua kian tumbuh, bahwa kekerasan bukan jalan menuju kesejahteraan. Sebaliknya, kehadiran OPM justru menghadirkan ketakutan, menghambat pendidikan, dan merusak sendi kehidupan masyarakat.  

Tokoh masyarakat Papua, Yance Wandik, menegaskan bahwa penolakan ini adalah bentuk nyata keinginan rakyat untuk hidup damai dan bebas dari intimidasi.  

“Selama ini masyarakat yang jadi korban. Rumah dibakar, sekolah ditutup, anak-anak tidak bisa belajar dengan tenang. Sekarang kami sadar bahwa OPM bukan pejuang, mereka hanya membawa penderitaan, ” ujar Yance, Jumat (24/10/2025).  

Menurutnya, tindakan masyarakat mengusir OPM bukan karena kebencian, tetapi sebagai upaya mempertahankan kedamaian di kampung.  

“Kami tidak ingin lagi ada kelompok yang datang membawa senjata. Kami ingin membangun kampung kami, bertani, hidup berdampingan tanpa rasa takut, ” tambahnya.  

Sementara itu, Pastor Lukas Tagi, tokoh agama di wilayah Pegunungan Tengah, menyayangkan tindakan kekerasan yang terus dilakukan OPM terhadap aparat dan warga sipil. Menurutnya, hal tersebut tidak mencerminkan nilai kemanusiaan maupun semangat perjuangan yang mereka klaim selama ini.  

“Kekerasan tidak bisa dijadikan jalan keluar. Kalau mereka benar ingin memperjuangkan rakyat, seharusnya berhenti menebar teror kepada rakyatnya sendiri, ” tegas Pastor Lukas.  

Fenomena ini menunjukkan perubahan besar di akar rumput. Di beberapa kampung, warga secara sukarela melaporkan keberadaan OPM kepada aparat keamanan. Bahkan, sejumlah masyarakat membantu dengan memberikan informasi dan logistik untuk memperkuat penjagaan wilayah mereka.  

Kondisi tersebut menandakan semakin pudarnya legitimasi OPM di mata rakyat Papua. Dukungan yang dulu sempat mereka nikmati kini berganti dengan penolakan terbuka. Masyarakat semakin yakin bahwa kedamaian dan pembangunan hanya dapat terwujud melalui kerja sama dengan pemerintah dan aparat keamanan, bukan melalui kekerasan bersenjata.  

(Kapten Inf MN/AG)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |