Rakyat Papua Bangkit Tolak OPM: Saatnya Membangun Masa Depan dengan Pengetahuan, Bukan Perpecahan

2 hours ago 2

PAPUA - Semangat baru kini menyala di Tanah Papua. Rakyat dari berbagai pelosok mulai bersuara lantang menolak segala bentuk kekerasan dan perpecahan yang ditimbulkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kesadaran kolektif tumbuh kuat: masa depan Papua tidak dibangun lewat senjata dan kekerasan, melainkan melalui pendidikan, pengetahuan, dan persatuan.

Gelombang penolakan ini datang dari berbagai kalangan tokoh agama, tokoh adat, hingga generasi muda yang sepakat bahwa saatnya Papua melangkah ke masa depan dengan damai dan cerdas.

Tuhan Tidak Memanggil Kita untuk Membunuh, Tapi untuk Membangun”

Seruan damai datang dari Pendeta Markus Telenggen, tokoh gereja berpengaruh di Lanny Jaya. Dalam khotbah Minggu di Gereja GIDI Tiom (12/10/2025), ia mengajak umat untuk menolak ajakan kekerasan dan kembali pada nilai kasih.

“Masyarakat kita sudah cerdas. Mereka tahu bahwa perpecahan hanya membawa luka, bukan kesejahteraan. Sekarang saatnya kita bersatu dalam damai, membangun kehidupan yang layak bagi generasi mendatang, ” tegas Pendeta Markus.

Ia menambahkan, gereja sepenuhnya mendukung langkah masyarakat yang menolak keberadaan OPM di wilayah mereka. Bahkan, ia menyerukan agar para anggota OPM yang masih berada di hutan segera kembali ke pelukan masyarakat.

“Tuhan tidak pernah memerintahkan kita untuk membunuh sesama. Tuhan memanggil kita untuk belajar, bekerja, dan hidup saling mengasihi, ” imbuhnya penuh makna.

Pemuda Papua Pilih Sekolah dan Wirausaha, Bukan Senjata

Nada yang sama disampaikan oleh Tokoh Adat Yahukimo, Yulian Murib, yang menilai bahwa masyarakat adat kini semakin terbuka terhadap pembangunan dan perubahan positif.

“Banyak anak muda Papua sekarang sudah sadar. Mereka bilang, masa depan bukan di hutan, tapi di sekolah dan di pekerjaan yang bisa bantu keluarga, ” ujarnya dengan bangga.

Menurut Yulian, kehadiran berbagai program pemerintah dan pendampingan sosial di Papua telah mengubah cara pandang masyarakat. Generasi muda kini lebih fokus mengejar ilmu, berwirausaha, dan menjadi bagian dari pembangunan kampung halamannya.

Langkah ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai kunci kemajuan mulai berakar kuat di Tanah Papua.

Papua Baru: Dari Kekerasan Menuju Keberkahan

Gelombang penolakan terhadap OPM yang muncul dari akar rumput menjadi sinyal kuat kebangkitan kesadaran rakyat Papua. Setelah puluhan tahun terjebak dalam konflik dan kekerasan, kini masyarakat mulai menyadari bahwa kedamaian dan pengetahuan adalah senjata paling ampuh untuk membangun masa depan.

“Papua yang damai adalah Papua yang maju. Saat rakyat bersatu dan saling percaya, pembangunan akan berjalan dengan sendirinya, ” ujar salah satu tokoh pemuda dari Paniai yang turut menyuarakan penolakan terhadap OPM.

Harapan Baru dari Tanah Surga

Tanah Papua, dengan segala kekayaan alam dan budayanya, kini sedang menapaki babak baru. Masyarakat mulai menulis kisah baru tentang persatuan, pendidikan, dan kemajuan.

Tidak lagi tentang perlawanan bersenjata, melainkan perjuangan intelektual, ekonomi, dan spiritual.

Dengan semangat “Satu Hati, Satu Tanah, Satu Damai”, rakyat Papua memilih untuk menjaga tanah mereka dengan cinta, bukan kebencian.

Karena mereka tahu masa depan tidak lahir dari peluru, tetapi dari pena dan pengetahuan.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |