Ribuan Santri Kota Semarang ikuti Upacara Hari Santri Nasional 

5 hours ago 3

SEMARANG - Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren se-Kota Semarang mengikuti kegiatan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN). Mereka bersatu dalam satu irama, menyenandungkan dzikir ilmu yang pernah menuntun umat sejak berabad-abad silam, Rabu (22/10/2025).

Suasana menjadi haru dan syahdu, ketika gema nadzom itu menembus hati setiap yang hadir, seolah membangunkan kembali memori spiritual saat Aqidatul Awam juga pernah menggema di tempat yang sama pada Upacara Hari Santri 2022.

Setelah tiga tahun terhenti, tahun ini, Aqidatul Awam kembali menyala, membangunkan ruh iman dan semangat kebangsaan para santri.

Diantara barisan santri yang berbusana putih hijau, tampak Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, Wakil Wali Kota Iswar Aminuddin, Rais Syuriyah PCNU KH Hanief Ismail Lc, Katib Syuriyah Dr. KH In’amuzzahidin, serta para tokoh ulama dan pejabat lainnya larut dalam lantunan itu — membiarkan diri hanyut dalam irama kalam tauhid yang menenteramkan jiwa.

“Semua harus dengan proses latihan dan riyadhoh kepada Allah Swt, ” ujar Gus In’amuzzahidin, Katib Syuriyah PCNU Kota Semarang, usai menyaksikan atraksi kekebalan tubuh dari murid-murid Pagar Nusa yang memukau peserta apel dengan keberanian dan keikhlasan yang lahir dari latihan spiritual.

Suasana kian hidup saat Paduan Suara Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) melantunkan Aqidatul Awam, Subbanul Wathon, dan Mars Hari Santri dengan harmoni indah. Murid-murid SMA Nasima mempesona dengan Tari Saman Ratoh Jaroe dari Aceh.

Sementara Marching Band Arimbi dari Masjid Raya Baiturrahman tampil menambah semarak nuansa perjuangan dan kebanggaan santri.

Dalam sambutan yang disampaikan Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, Menteri Agama RI Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA menuturkan pesan menyentuh hati.

Ia menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya 67 santri dalam musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, serta mengajak seluruh pesantren di Indonesia untuk menjadikan peristiwa itu sebagai momentum berbenah dan memperkuat sistem keselamatan santri.

“Negara hadir dan menunjukkan kepeduliannya secara nyata. Kita jadikan musibah ini sebagai pelajaran untuk semakin memperkuat perlindungan terhadap santri dan lembaga pesantren, ” tutur Menag.

Dalam kesempatan itu, Menag juga mengingatkan bahwa penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri berakar dari Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari, fatwa suci yang membangkitkan keberanian umat Islam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Dari Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, lahirlah kobaran semangat yang menyalakan peristiwa heroik 10 November. Itulah bukti, bahwa dari pesantren lahir keberanian, cinta tanah air, dan ketulusan membela bangsa tanpa pamrih, ” ujar Menag dalam amanatnya.

Tahun 2025 menjadi momentum istimewa, satu dekade Hari Santri Nasional sejak ditetapkan pada tahun 2015. Dalam rentang sepuluh tahun itu, pesantren tidak hanya menjadi penjaga iman, tapi juga mercusuar peradaban bangsa.

“Dari pesantren lahir generasi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga kuat secara spiritual dan moral. Pesantren adalah benteng terakhir kejujuran, kesederhanaan, dan cinta tanah air, ” tegas Menag.

Perempuan Garda Depan: Garfa NU Pimpin Upacara Hari Santri, Yang membuat peringatan Hari Santri tahun ini terasa istimewa, seluruh petugas upacara adalah perempuan santri tangguh dari Garda Fatayat (Garfa) NU Kota Semarang.

Komandan Upacara dipimpin Maulida Indana Zulfa, Komandan Garfa NU Kota Semarang, sementara pembaca Ikrar Santri adalah Nilam Salwa, santri putri dari Pondok Pesantren Al-Asror Gunungpati.

Ketua Panitia HSN 2025, Farid Zamroni menuturkan inilah bukti bahwa perempuan santri kini berdiri di garda depan perjuangan.

"Mereka bukan hanya penjaga moral bangsa, tapi juga penggerak perubahan yang berani dan berwawasan kebangsaan, " singkatnya. 

Ikrar Santri NKRI
Kami, Santri Indonesia, berikrar:

1. Berpegang teguh pada akidah, ajaran, dan nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

2. Bertanah air satu, Tanah Air Indonesia; berideologi Pancasila; berkonstitusi UUD 1945; dan berbudaya Bhinneka Tunggal Ika.

3. Siap sedia menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air, menjaga persatuan bangsa, dan menegakkan perdamaian dunia.

4. Berperan aktif dalam pembangunan nasional menuju kesejahteraan lahir dan batin.

5. Pantang menyerah, pantang putus asa, dan siap berdiri di garda terdepan melawan siapa pun yang merongrong NKRI, berpijak pada semangat Proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama.

Hari Santri Nasional 2025 di Kota Semarang bukan sekadar upacara tahunan, melainkan panggung spiritual dan kebangsaan yang menyatukan iman, ilmu, dan cinta tanah air. Dari bait Aqidatul Awam hingga gema Subbanul Wathon, semua berpadu menjadi satu seruan agung: Santri Menjaga Iman, Mengawal Kemerdekaan, dan Menyala untuk Peradaban Dunia.

(AF/YF2DOI)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |