Rosan Roeslani: Investasi Indonesia Tembus Rp491,4 T di Triwulan III 2025, Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja

1 day ago 3

JAKARTA -   Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan kabar gembira: investasi yang mengalir ke tanah air pada triwulan III 2025 mencapai angka fantastis Rp491, 4 triliun. Angka ini bukan sekadar deretan angka, melainkan bukti nyata geliat ekonomi yang semakin membaik, bahkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 696.478 orang. Sungguh sebuah pencapaian yang membanggakan dan memberikan secercah harapan bagi jutaan keluarga di Indonesia.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, dengan senyum optimis memaparkan data tersebut dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada Jumat. Ia menjelaskan bahwa capaian ini mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 13, 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Angka impresif ini juga setara dengan 25, 8 persen dari target nasional 2025 yang dipatok sebesar Rp1.905, 6 triliun. Sebuah bukti bahwa rencana yang dicanangkan berjalan sesuai relnya.

"Ini sudah sesuai dengan apa yang kami rencanakan, " ujar Rosan Roeslani dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, Rosan merinci bahwa dari total investasi yang masuk, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan kontribusi yang luar biasa besar, yakni sebesar Rp279, 4 triliun atau menguasai 56, 9 persen dari total investasi. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) tak kalah penting, menyumbang Rp212, 0 triliun atau 43, 1 persen. Keduanya saling bahu-membahu mendorong perekonomian nasional.

Jika dilihat dari sebaran wilayahnya, investasi lebih banyak mengalir ke luar Jawa, mencatat angka Rp265, 8 triliun atau 54, 1 persen. Sementara itu, Jawa tetap menjadi magnet investasi dengan Rp225, 6 triliun atau 45, 9 persen. Distribusi yang merata ini menunjukkan upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh penjuru negeri.

Sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya keluar sebagai primadona, menyumbang porsi terbesar investasi dengan total Rp62 triliun. Disusul oleh sektor pertambangan dengan Rp55, 9 triliun, transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang meraih Rp52, 6 triliun. Sektor jasa lainnya juga tak mau kalah, menyumbang Rp44, 3 triliun, dan perdagangan serta reparasi menutup lima besar dengan Rp34, 5 triliun. Sinergi antar sektor ini menjadi kunci pertumbuhan yang berkelanjutan.

Untuk investasi asing, Singapura masih mendominasi dengan aliran dana sebesar 3, 8 miliar dolar AS. Hong Kong menyusul di posisi kedua dengan 2, 7 miliar dolar AS, disusul oleh China sebesar 1, 9 miliar dolar AS. Tak ketinggalan, Malaysia turut berkontribusi dengan 10 miliar dolar AS, dan Amerika Serikat dengan 0, 8 miliar dolar AS. Kerjasama internasional ini semakin memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.

Rosan menambahkan bahwa secara kumulatif, realisasi investasi dari Januari hingga September 2025 telah mencapai Rp1.434, 3 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 13, 7 persen (yoy) dan telah memenuhi 75, 3 persen dari target tahunan. Ini adalah kabar baik yang menunjukkan tren positif yang konsisten.

Dari total kumulatif tersebut, PMDN kembali memimpin dengan kontribusi Rp789, 7 triliun (55, 1 persen), sementara PMA menyumbang Rp644, 6 triliun (44, 9 persen). Penyerapan tenaga kerja dari Januari hingga September 2025 pun luar biasa, mencapai 1, 95 juta orang. Ini adalah gambaran nyata bagaimana investasi langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Kembali, industri logam dasar menjadi tulang punggung utama dengan raihan Rp196, 4 triliun. Sektor transportasi dan telekomunikasi mengikuti dengan Rp163, 3 triliun, disusul oleh pertambangan sebesar Rp158, 1 triliun. Sektor jasa lainnya dan perumahan serta kawasan industri juga menunjukkan performa solid masing-masing dengan Rp130, 0 triliun dan Rp105, 2 triliun.

Dengan tren pertumbuhan positif yang terus terjaga, Kementerian Investasi optimis bahwa target investasi nasional sebesar Rp1.905, 6 triliun di tahun 2025 akan dapat tercapai. Ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan kerja keras dan sinergi yang telah dibangun. (PERS

Read Entire Article
Karya | Politics | | |