NDUGA - Di tengah pegunungan sunyi Papua, di Distrik Mage’abume yang jauh dari akses pembangunan, kehadiran prajurit TNI menjadi titik terang di tengah keterbatasan. Setiap minggu, prajurit Pos Pintu Jawa dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti hadir bukan untuk berperang, tetapi untuk menyembuhkan menjadi harapan hidup bagi warga Desa Wombru yang telah lama kehilangan akses layanan kesehatan.
Desa Wombru adalah potret nyata keterisolasian. Tanpa dokter, tanpa bidan, bahkan puskesmas pun sekadar bangunan kosong tanpa aktivitas. Selama bertahun-tahun, masyarakat setempat hanya mengandalkan doa dan kekuatan alam menghadapi sakit.
Namun kondisi itu mulai berubah sejak Satgas Yonif 700/WYC mengambil peran di luar tugas militernya. Di bawah tenda lapangan dan fasilitas seadanya, para prajurit memberikan pelayanan kesehatan gratis—menangani luka, demam, infeksi, hingga memberikan edukasi tentang kebersihan dan kesehatan dasar. Mereka tidak hanya hadir sebagai petugas keamanan, tetapi juga sebagai perawat, dokter, bahkan keluarga.
Letda Inf Risal, Komandan Pos Pintu Jawa, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari panggilan moral prajurit sejati.
“Kami tahu, di tempat seperti ini tidak ada dokter. Tapi kami ada. Kami tidak bisa diam melihat masyarakat sakit dan tidak punya tempat mengadu. Kami hadir bukan hanya dengan senjata, tapi dengan hati dan tanggung jawab sebagai anak bangsa, ” ujarnya, kepada media ini, Senin (14/7/2025).
Pelayanan rutin ini disambut hangat warga. Bagi mereka, kehadiran prajurit setiap pekan bukan sekadar bantuan medis, tetapi juga pengingat bahwa mereka tidak sendirian.
“Kalau tentara tidak datang, kami tidak tahu harus bagaimana. Mereka selalu bawa obat dan bantu kami. Tuhan berkati mereka, ” ungkap Mama Meri, warga setempat, dengan mata berkaca-kaca.
Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini adalah implementasi konkret dari visi TNI yang humanis dan responsif.
“Ini bukan hanya tentang pelayanan medis. Ini tentang menjangkau hati rakyat, membangun kembali kepercayaan mereka terhadap negara. Setiap sentuhan prajurit di pelosok seperti Mage’abume adalah bukti nyata bahwa negara tidak pernah absen, ” kata Mayjen Lucky.
Ia juga menegaskan bahwa operasi teritorial yang mengedepankan kemanusiaan akan terus diperluas jangkauannya di wilayah rawan dan terpencil. Karena sejatinya, kehadiran TNI harus membawa rasa aman sekaligus harapan.
Kisah di Mage’abume ini bukan hanya tentang prajurit dan warga. Ini adalah tentang bagaimana negara menyentuh rakyatnya dengan empati, di tempat yang paling sunyi sekalipun.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono