BANDA ACEH – Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tengah menjajaki opsi pelibatan sekolah dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tantangan logistik dan jangkauan di daerah-daerah yang memiliki wilayah luas dan terpencil.
Optimalisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Putih Sari, mengemukakan bahwa pendekatan hibrida yang melibatkan sekolah dapat menjadi solusi efektif. "Mungkin juga bisa dilakukan dengan hybrid melibatkan sekolah, bisa disesuaikan kalau memang secara kondisi kewilayahannya sulit untuk bisa terjangkau, " ujar Putih Sari di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan ini disampaikan usai Komisi IX DPR RI menggelar rapat koordinasi dengan unsur pemerintah Aceh, kabupaten/kota, serta instansi terkait dalam rangka kunjungan kerja reses di kantor Gubernur Aceh.
| Program | Makan Bergizi Gratis (MBG) |
| Pelaksana | Komisi IX DPR RI |
| Lokasi | Banda Aceh |
| Tujuan | Optimalisasi penyaluran dan kualitas program |
Kendala Pendistribusian MBG di Lapangan
Salah satu masukan krusial datang dari Bupati Aceh Selatan, Mirwan. Ia memaparkan bahwa pelaksanaan MBG di daerahnya menghadapi kendala signifikan terkait jarak tempuh yang jauh dan kapasitas dapur yang memadai. "Ada dapur yang mulai memasak pukul 22.00 WIB karena banyaknya persiapan hingga empat ribu porsi lebih, sehingga saat sampai ke sekolah, makanannya sudah kurang baik, " ungkapnya.
Solusi Kolaborasi dengan Sekolah
Menyikapi persoalan ini, Bupati Aceh Selatan mengusulkan agar dilakukan kerjasama langsung dengan pihak sekolah. Alternatif lain yang diajukan adalah dengan memperkecil skala produksi setiap dapur, misalnya cukup menyiapkan seribu porsi saja. Hal ini diharapkan dapat menjaga kualitas dan kesegaran makanan yang disajikan kepada para siswa.
Saya membayangkan betapa sedihnya anak-anak kita menerima makanan yang sudah tidak segar, padahal program ini bertujuan untuk memberikan gizi terbaik. Pengalaman ini tentu menjadi pukulan bagi saya sebagai orang yang peduli pada tumbuh kembang generasi penerus.
| Jarak Tempuh Jauh | Makanan tidak segar saat tiba di sekolah |
| Kapasitas Dapur Besar | Membutuhkan waktu masak yang panjang hingga larut malam |
Perbaikan Tata Kelola Program MBG
Putih Sari mengakui bahwa MBG merupakan program baru dan pelibatan pemerintah daerah pun baru dimulai, sehingga tingkat koordinasi masih rendah. "Untuk itu, pihaknya mendorong agar tata kelola program makan bergizi gratis ini terus dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk alternatif dengan pelibatan sekolah, " tegasnya.
Koordinasi dengan Badan Gizi Nasional
Menindaklanjuti masukan tersebut, Komisi IX DPR RI berencana segera membangun koordinasi dengan Badan Gizi Nasional. Tujuannya adalah untuk menjajaki peluang kolaborasi dengan sekolah-sekolah, terutama di wilayah yang membutuhkan solusi distribusi yang lebih efisien.
"Makanya nanti kami diskusikan dengan Badan Gizi Nasional. Sejauh yang kami tahu, Badan Gizi Nasional membuka, artinya peluang kolaborasi untuk wilayah-wilayah tertentu dengan sekolah-sekolah, " jelas Putih Sari.
| Kerjasama Langsung dengan Sekolah | Mempermudah distribusi dan menjaga kualitas makanan |
| Pembatasan Porsi Dapur | Menghasilkan makanan yang lebih segar dan berkualitas |
Implementasi MBG di Aceh
Pemerintah Aceh sendiri terus berupaya mengoptimalkan pelaksanaan program MBG. Saat ini, program tersebut telah berjalan di 326 dari total 855 titik dapur yang tersedia, menjangkau sekitar 1, 7 juta penerima manfaat.
| Titik Dapur Aktif | 326 |
| Total Titik Dapur | 855 |
| Penerima Manfaat | 1, 7 Juta |
Prospek Keterlibatan Jangka Panjang
Keterlibatan sekolah dalam program MBG bukan hanya sekadar solusi logistik. Ini juga membuka peluang untuk mengintegrasikan edukasi gizi langsung kepada siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat secara menyeluruh. Bayangkan, anak-anak tidak hanya mendapatkan makanan bergizi, tetapi juga pemahaman pentingnya nutrisi untuk masa depan mereka. Pengalaman ini akan menjadi bekal tak ternilai.
| Efisiensi Distribusi | Makanan lebih cepat sampai dan berkualitas tinggi |
| Edukasi Gizi Terintegrasi | Meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya nutrisi |
| Pengawasan Kualitas | Memastikan makanan sesuai standar gizi |
Dampak Nyata bagi Anak-anak
Dengan adanya inovasi seperti ini, diharapkan program MBG dapat memberikan dampak yang lebih signifikan bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia, terutama di daerah yang memiliki tantangan geografis. Kualitas gizi yang baik sejak dini adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa.
| Koordinasi Antar Lembaga | Komisi IX DPR RI dan Badan Gizi Nasional |
| Formulasi Kebijakan | Penyempurnaan mekanisme program MBG |
| Pengembangan Model Pelibatan | Menyesuaikan dengan kondisi kewilayahan |
Diskusi terkait pelibatan sekolah dalam program Makan Bergizi Gratis ini menunjukkan komitmen kuat untuk memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi yang optimal. Harapannya, kolaborasi ini akan membawa perubahan positif yang berkelanjutan. (PERS)










































