Polres Karawang - Keselamatan berlalu lintas merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, aparat kepolisian, dan seluruh elemen masyarakat. Tingginya angka kecelakaan di jalan raya bukan hanya menimbulkan kerugian materiil, tetapi juga berimplikasi langsung terhadap keselamatan jiwa. Hal tersebut menjadi perhatian serius Kompol Gilang Akbar, S.I.K., Serdik Sespimmen Dikreg ke-65 Gelombang II T.A. 2025, yang menilai bahwa penegakan hukum dalam bidang lalu lintas harus dilengkapi dengan pendekatan persuasif dan edukatif.
Sebagai perwira yang pernah mengabdi di Polres Karawang, Kompol Gilang memahami secara mendalam dinamika kejahatan jalanan dan tingginya mobilitas masyarakat di kawasan industri. Menurutnya, wilayah seperti Karawang membutuhkan pendekatan yang tidak hanya berorientasi pada sanksi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya budaya tertib berlalu lintas.
“Menegakkan hukum memang penting, tetapi membangun kesadaran jauh lebih berkelanjutan. Polisi harus hadir sebagai mitra edukatif yang menanamkan nilai keselamatan sebagai kebutuhan bersama, ” ujar Kompol Gilang dalam refleksi pemikirannya.
Dalam pandangannya, Polres Karawang dapat mengedepankan kampanye keselamatan lalu lintas yang humanis dan edukatif sebagai strategi preventif untuk menciptakan lalu lintas yang aman, tertib, dan berbudaya. Pendekatan humanis, lanjutnya, menekankan aspek persuasif, empatik, dan komunikatif, bukan semata menakut-nakuti masyarakat dengan sanksi hukum.
Salah satu bentuk konkret dari strategi tersebut adalah melalui program “Polisi Sahabat Lalu Lintas”, di mana personel Satuan Lalu Lintas turun langsung ke sekolah-sekolah memberikan edukasi sejak dini. Melalui simulasi, permainan, hingga visual edukatif, anak-anak diperkenalkan pada pentingnya keselamatan berkendara, seperti penggunaan helm, pemahaman rambu lalu lintas, dan pentingnya disiplin di jalan.
Selain itu, Kompol Gilang mendorong pelaksanaan program “Police Goes to Community”, yaitu kegiatan penyuluhan langsung di tengah masyarakat. Petugas Satlantas dapat berinteraksi dengan pengendara di jalan, membagikan brosur, memberikan helm gratis, serta mengingatkan pentingnya penggunaan sabuk pengaman dan larangan menggunakan ponsel saat berkendara. Pendekatan ini dinilai efektif dalam membangun kedekatan emosional antara polisi dan masyarakat, sehingga pesan keselamatan lebih mudah diterima.
Dalam konteks era digital saat ini, Kompol Gilang juga menekankan pentingnya peran media sosial sebagai sarana kampanye keselamatan berlalu lintas. Polres Karawang, menurutnya, dapat memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan konten edukatif seperti video pendek, infografis, serta kisah inspiratif atau testimoni korban kecelakaan agar kesadaran publik meningkat, khususnya di kalangan milenial.
Selain itu, kerja sama lintas sektor juga menjadi kunci keberhasilan. Polres Karawang dapat menggandeng komunitas otomotif, pengemudi ojek online, hingga perusahaan transportasi dalam program “Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas.” Melalui pelatihan etika berkendara, defensive driving, dan peningkatan empati di jalan, mereka diharapkan menjadi agen perubahan keselamatan berlalu lintas di lingkungannya masing-masing.
Pendekatan humanis dan edukatif ini terbukti efektif dalam menekan angka pelanggaran serta meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap aturan lalu lintas. Menurut Kompol Gilang, keberhasilan lalu lintas tidak hanya diukur dari banyaknya tilang atau penindakan, tetapi dari menurunnya angka kecelakaan dan meningkatnya kesadaran masyarakat.
“Polri harus mampu menjadi pelopor perubahan perilaku berlalu lintas melalui keteladanan, komunikasi yang menyejukkan, serta edukasi yang menyentuh sisi kemanusiaan, ” tutup Kompol Gilang.
Melalui pemikiran ilmiahnya ini, Kompol Gilang Akbar, S.I.K. menegaskan bahwa transformasi Polri menuju institusi yang prediktif, responsif, dan berorientasi pada pelayanan (Presisi) harus diwujudkan melalui pendekatan yang menempatkan keselamatan manusia sebagai prioritas utama. Di Karawang, hal tersebut menjadi sangat relevan mengingat tingginya aktivitas masyarakat dan kompleksitas lalu lintas di kawasan industri yang terus berkembang.(Lex)









































