MOROWALI, Indonesiasatu.id - Aksi unjuk rasa masyarakat Desa Nambo-Unsongi bersama Federasi Serikat Pekerja Industri Merdeka (FSPMI) serta kaum ibu-ibu terhadap PT Rizky Utaka Jaya (RUJ), telah membuka tabir dibalik persoalan tuntutan masyarakat.
Dari 7 point yang telah disepakati, titik terang sekaligus fakta permasalahan pada poin 6 yaitu soal royalti/sewa Jetty, rupanya telah direalisasikan atau dibayarkan pihak PT RUJ senilai Rp. 3 Miliar.
Hal itu disampaikan langsung pimpinan perusahaan PT RUJ, Mr Xiao Mingchun, dalam rapat bersama di site PT RUJ di Desa Nambo, Kecamatan Bungku Timur, Kab. Morowali, Kamis (09/10), yang merupakan lanjutan unjuk rasa di hari sebelumnya.
"Saya sudah ada serahkan Rp.3 Miliar, lengkap dengan bukti kwitansi melalui PT Ansafar Wira Karya (AWK) selaku pihak yang menang dalam gugatan jety ini dan penyerahan itu disaksikan aparat Desa Nambo, " ungkap Xiao dan langsung mengundang reaksi sorakan dari masyarakat yang hadir.
Kata dia, sebelum adanya aksi unjuk rasa menuntut soal royalti/sewa Jetty sudah pernah ada pertemuan dirinya dengan pihak aparat pemerintah Desa Nambo, termasuk kepala desa maupun BPD desa terkait hal itu sehingga dirinya tak ragu untuk menyerahkan permintaan tersebut.
Atas hal itu, dirinya merasa heran, persoalan Royalti/sewa Jetty ini letak masalahnya ada di pemerintah desa dan PT Ansafar tetapi kenapa pihak PT RUJ yang jadi korban. Padahal, pihaknya komitmen dengan kesepakatan dan bukti komitmen itu berupa kwitansi pembayaran siap diperlihatkan ke masyarakat.
"Saya sudah buka-bukaan ini, saya ketemuan di pasar Nambo waktu itu. Selama ini perusahaan selalu bayar kewajiban, jadi tidak ada masalah dengan perusahaan, " tutur Xiao dengan logat China yang masih kental.
Pihak PT Ansafar dalam hal ini, Ikbal, selaku pimpinan mestinya hadir dalam pertemuan tersebut tetapi ia sedang berada di kota palu karena ada sesuatu hal sehingga dilakukan komunikasi by phone.
Lewat pengacara Ikbal menyampaikan bahwa, pihaknya sudah pernah membicarakan hal tersebut dengan 10 perwakilan desa termasuk kepala desa Nambo membahas soal hak desa yang kaitannya dengan PT Ansafar termasuk yang di tuntut masyarakat.
Namun komunikasi by phone tersebut tak membuahkan hasil sehingga disepakati pertemuan kembali seminggu kedepan antara masyarakat Desa Nambo plus aparat desa dan PT RUJ serta PT Ansafar yang difasilitasi pemerintah kabupaten Morowali.
"Iyah kami siap hadir, tolong dibuatkan undangan resmi, " ucapnya mewakili pimpinan PT Ansafar yang saat itu komunikasi langsung dengan Plt Asisten I Pemdakab Morowali, Asep Haerudin yang dimoderatori staf khusus Bupati, bung Asfar sapaan akrabnya.
Hal itu pun direspon aliansi masyarakat, Faisal Ibrahim selaku Korlap aksi menyampaikan bahwa masyarakat mengacu pada poin 7 komitmen yang telah disepakati yaitu sebelum ada keputusan pada poin 6 maka pihak PT RUJ tidak akan melakukan aktivitas apapun.
"Kami tetap mengacu pada kesepakatan yang telah kita buat bersama, menunggu sampai nanti dilakukan pertemuan kembali dengan pihak PT Ansafar, maka PT RUJ tidak boleh ada aktivitas, " pungkas Ibrahim di amini masyarakat lainnya.
Pada kesempatan itu juga Camat Bungku Timur, Arsan, meminta kedua belah pihak antara masyarakat dan pihak perusahaan PT RUJ agar tetap menjaga kondusifitas dan tidak ada pihak yang dirugikan dalam pengambilan kesepakatan.
"Semua pihak harus sama-sama jalan tidak boleh ada satu pihak dirugikan dalam pengambilan keputusan yang disepakati, " ujar mantan Sekcam Bahodopi itu.
Kades Siumbatu, Sumbe, pada kesempatan itu membeberkan kronologi gugatan lokasi Jetty yang terjadi dengan PT Ansafar, dirinya mengaku telah berupaya dan berjuang serta berkorban banyak agar desa Siumbatu tidak dirugikan.
Namun, tak masalah baginya kalau justru tuduhan tak pantas di alamatkan ke dirinya bahkan keluarganya karena ada nantinya sang khalik yang menilai apa yang telah diperbuatnya selama ini untuk Desa Nambo
"Tak masalah bapak/ibu menuduh saya terkait persoalan ini, biar saya dicaci maki saya tidak akan ada dendam, ada yang di Atas menilai. Karena ini bukan persoalan saya, cuma saya menanggung resikonya karena itu adalah masa kepemimpinan saya, " pungkasnya. (TAR)