PAPUA - Di balik hijaunya lembah dan gagahnya pegunungan Papua, ada sosok-sosok berseragam loreng yang tanpa pamrih menjaga bukan hanya kedaulatan bangsa, tetapi juga denyut kehidupan masyarakat. Mereka adalah prajurit TNI garda terdepan yang menjembatani harapan dan kenyataan dalam pembangunan Papua. Rabu 9, April 2025.
Mengemban amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020, TNI tak sekadar hadir sebagai pasukan penjaga wilayah, namun bertransformasi menjadi motor penggerak percepatan pembangunan dan agen kemanusiaan yang menjangkau pelosok-pelosok yang nyaris tak terjamah.
Misi yang Lebih dari Sekadar Menjaga
TNI menjalankan tiga peran utama di Papua: menjaga keamanan, mendukung pemerintah daerah dalam penyediaan layanan dasar, dan membangun komunikasi sosial yang inklusif. Lewat keberadaan satuan tugas di berbagai titik strategis, kehadiran mereka menjadi fondasi bagi terciptanya stabilitas sosial dan politik di tanah Papua.
Namun di balik pengabdian ini, ancaman nyata tak pernah jauh. Kelompok Separatis Bersenjata (KSB), eks OPM, masih menebar teror yang merusak tatanan damai. Tragedi pembunuhan Glen Malcolm Conning, seorang pilot asal Selandia Baru, menjadi bukti bahwa kekerasan kelompok ini tidak hanya menyasar aparat, tetapi juga warga sipil asing yang tengah mendukung pembangunan.
TNI pun merespons bukan hanya dengan kekuatan, tapi juga empati dan kecepatan bertindak. Dalam waktu singkat, jenazah Glen, bersama tenaga kesehatan, guru, dan balita berhasil dievakuasi oleh pasukan TNI dalam sebuah operasi penuh risiko, meski tanpa permintaan resmi dari pihak keluarga korban ataupun pemerintah Selandia Baru. Ini adalah aksi murni kemanusiaan.
Tak berhenti di sana, keberhasilan luar biasa juga ditunjukkan melalui pembebasan Kapten Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera sejak Februari 2023. Pada 21 September 2024, operasi pembebasan ini menandai komitmen penuh TNI untuk melindungi seluruh jiwa baik WNI maupun warga asing yang menjadi bagian dari pembangunan Papua.
Harmoni dan Keamanan: Pondasi Sejahtera
Panglima Koops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa stabilitas keamanan adalah nafas utama pembangunan Papua.
“TNI tidak hanya hadir untuk melawan teror, tetapi juga untuk membangun harapan. Kami terus membina kedekatan dengan masyarakat lewat aksi sosial, kemanusiaan, dan komunikasi yang menyentuh. Karena kami percaya, keamanan sejati dibangun bersama masyarakat, bukan hanya dijaga oleh senjata.”
Dari medan yang berat dan terpencil, TNI menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat. Mereka bukan hanya benteng pertahanan, tetapi juga pembawa cahaya di tengah gelapnya keterisolasian. Melalui kerja keras dan dedikasi yang tak henti, TNI menunjukkan bahwa di Papua, kekuatan bukan hanya diukur dari senjata, tapi dari hati yang melayani.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono