JAYAPURA - Perdebatan soal keberadaan pasukan TNI non-organik di wilayah Papua Pegunungan kembali mengemuka. Di satu sisi, sejumlah kelompok pemuda gereja melalui Komnas HAM RI mendesak agar pasukan tersebut ditarik. Namun, di sisi lain, banyak tokoh masyarakat menegaskan bahwa aparat non-organik justru memegang peran vital dalam menjaga stabilitas keamanan sekaligus melindungi warga sipil dari ancaman kelompok bersenjata.
Salah satunya datang dari Pdt. Yonas Tabuni, tokoh masyarakat Papua Pegunungan, yang menegaskan bahwa situasi di sejumlah daerah seperti Nduga, Lanny Jaya, dan Jayawijaya masih jauh dari aman. Ia menilai, penarikan pasukan non-organik di tengah situasi rawan justru akan mengorbankan keselamatan warga.
“Tidak benar kalau dikatakan kondisi di Papua Pegunungan aman. Faktanya, masih banyak gangguan keamanan dari kelompok separatis bersenjata. TNI non-organik hadir untuk melindungi warga, bukan sebaliknya, ” tegas Pdt. Yonas Tabuni, Selasa (23/9/2025).
Misi Ganda: Keamanan dan Kemanusiaan
Pdt. Yonas juga menyoroti bahwa tugas pasukan non-organik tidak semata fokus pada aspek militer. Menurutnya, aparat turut menjalankan misi kemanusiaan dengan aktif membantu masyarakat melalui program sosial. Dari pelayanan kesehatan gratis, renovasi tempat ibadah, hingga membuka akses jalan menuju daerah terpencil, pasukan TNI dinilai membawa dampak positif nyata bagi kehidupan warga.
Pandangan serupa disampaikan Markus Wetipo, tokoh adat Jayawijaya. Ia menilai kehadiran pasukan non-organik telah mengurangi rasa takut masyarakat terhadap ancaman kelompok separatis.
“Kalau TNI ditarik, siapa yang menjamin keselamatan warga? Justru kehadiran aparat yang lebih kuat membuat kelompok bersenjata tidak leluasa mengganggu masyarakat, ” ujarnya.
Markus juga membantah tudingan bahwa aparat merusak fasilitas umum atau mengambil hasil kebun warga. Menurutnya, justru sebaliknya, TNI sering terlihat membantu masyarakat bertani, menyediakan bibit, hingga membagikan kebutuhan pokok. Ia meminta agar tidak ada narasi menyesatkan yang dapat memperkeruh suasana.
Kehadiran Bersifat Sementara, Sesuai Kebutuhan
Pemerintah pusat menegaskan, penempatan pasukan non-organik di Papua Pegunungan bersifat sementara dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Kehadiran mereka menjadi bagian dari strategi negara untuk memastikan pembangunan di tanah Papua dapat berjalan tanpa hambatan akibat aksi kekerasan.
Dengan realitas tersebut, desakan penarikan pasukan non-organik dianggap tidak merepresentasikan aspirasi mayoritas masyarakat Papua Pegunungan. Sebaliknya, banyak warga berharap aparat tetap hadir agar pembangunan, pendidikan, hingga layanan kesehatan dapat berjalan lancar tanpa gangguan.
Benteng Keamanan dan Harapan Masa Depan
Keberadaan pasukan TNI non-organik di Papua Pegunungan mencerminkan misi ganda: menjaga keamanan sekaligus hadir untuk kemanusiaan. Di tengah situasi yang masih diliputi ancaman separatis bersenjata, mereka menjadi benteng yang menenangkan warga sekaligus penopang agar roda pembangunan tidak berhenti.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Priharton