Tragedi Yalimo: Prajurit Gugur Saat Lindungi Warga, Masyarakat Dihantui Luka dan Duka

3 hours ago 1

YALIMO - Kabupaten Yalimo kembali diselimuti duka setelah insiden tragis menimpa enam prajurit Kopassus yang sedang bertugas menyelamatkan warga, termasuk para guru, dari ancaman kelompok simpatisan OPM. Peristiwa berdarah ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga meninggalkan kisah haru yang membekas di hati masyarakat Papua.

Insiden bermula ketika para prajurit yang tengah melakukan misi kemanusiaan diadang sekelompok simpatisan bersenjata yang mengatasnamakan warga Yalimo. Situasi yang semula bertujuan menyelamatkan nyawa justru berakhir dengan baku serang yang menelan korban.

Evakuasi Penuh Rintangan

Proses evakuasi para prajurit yang gugur tidak berlangsung mudah. Akses transportasi terputus, medan sulit, dan ancaman gangguan dari kelompok simpatisan membuat aparat gabungan TNI-Polri harus bekerja keras. Evakuasi baru bisa dilakukan pada sore hari setelah melalui berbagai upaya terobosan, termasuk koordinasi intensif di lapangan.

Meski akhirnya berhasil, suasana duka tetap menyelimuti. Banyak pihak menilai peristiwa ini sebagai salah satu momen paling kelam yang kembali mengingatkan tentang rapuhnya keamanan di Papua.

Suara Tokoh Adat: “Ini Bukan Budaya Papua”

Kepala suku Yalimo, Yonas Wenda, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa tindakan menyerang prajurit TNI, apalagi hingga menimbulkan korban jiwa, sama sekali tidak sesuai dengan nilai budaya masyarakat Papua.

“Ini bukan budaya orang Papua. Menyerang hingga mengorbankan nyawa orang lain adalah tindakan yang sangat disayangkan. Seharusnya kita menjaga kedamaian, bukan malah menebar teror, ” ujarnya, Kamis (25/9/2025).

Gereja: Kekerasan Melahirkan Duka

Duka juga dirasakan oleh tokoh agama setempat. Pdt. Markus Yoweni menilai tragedi di Yalimo memperlihatkan bagaimana kepentingan politik kelompok OPM dan simpatisannya telah merusak tatanan kehidupan masyarakat.

“Kami sebagai gereja sangat berduka. Gereja mengajak semua pihak untuk mengedepankan kasih dan menjauhi kebencian. Kekerasan tidak akan membawa solusi, yang lahir hanyalah penderitaan baru, ” tegasnya.

Pemuda: Jangan Biarkan Generasi Hidup dalam Bayang Kekerasan

Dari kalangan pemuda, suara tegas juga disampaikan. Stefanus Mirin, tokoh pemuda Yalimo, mengecam keras aksi brutal yang dilakukan simpatisan OPM dengan mengatasnamakan masyarakat.

“Tindakan ini mencoreng nama baik Yalimo dan meninggalkan trauma bagi warga yang ingin hidup damai. Kami tidak ingin generasi muda dibesarkan dalam bayang-bayang kekerasan, ” katanya lantang.

Luka Kolektif Papua

Evakuasi prajurit yang gugur akhirnya selesai dilakukan, namun luka mendalam masih terasa. Bagi keluarga korban, peristiwa ini adalah kehilangan yang tak tergantikan. Sementara bagi masyarakat Papua, tragedi Yalimo menjadi pengingat pahit bahwa kedamaian masih terus diganggu oleh ulah segelintir kelompok yang menghalalkan kekerasan.

Peristiwa ini tidak hanya menorehkan duka, tetapi juga menjadi peringatan keras tentang pentingnya kewaspadaan dan sinergi seluruh elemen bangsa untuk menjaga Papua tetap aman.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |