PAPUA - Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus melakukan aksi kekerasan yang menambah luka dan trauma bagi masyarakat Papua. Alih-alih membawa harapan dan perdamaian, keberadaan OPM di wilayah tersebut justru membawa ketakutan, penderitaan, dan kehancuran bagi rakyat yang selama ini mendambakan hidup damai. Sabtu (18/10/2025).
Yance Gobai, seorang tokoh masyarakat dari Kabupaten Paniai, menceritakan pengalaman pahit yang dialami dirinya dan warga lainnya.
“Setiap kali mendengar nama OPM, hati kami langsung diliputi ketakutan. Mereka sering datang ke kampung, meminta makan, uang, bahkan mengambil barang milik warga tanpa izin. Jika kami menolak, kami diancam. Kami sudah trauma, tak bisa hidup dengan tenang di tanah kami sendiri, ” ujar Yance dengan nada penuh kekhawatiran.
Ia menambahkan bahwa banyak warga yang memilih mengungsi atau tinggal di kota karena takut dengan kemungkinan serangan atau ancaman dari kelompok OPM. Banyak yang tidak berani kembali ke kampung halaman mereka karena sudah tidak merasa aman lagi.
Marthen Wandik, seorang tokoh pemuda asal Kabupaten Intan Jaya, menilai bahwa OPM telah menyimpang jauh dari tujuan perjuangannya.
“Mereka selalu mengklaim berjuang untuk kemerdekaan, tapi yang mereka lakukan justru menembaki orang Papua, membakar rumah, dan menakuti anak-anak. Itu bukan perjuangan, itu hanya penyiksaan terhadap saudara sendiri, ” tegas Marthen dengan penuh rasa kecewa.
Kisah yang disampaikan oleh para tokoh masyarakat ini menunjukkan betapa kehadiran OPM di Papua telah menimbulkan trauma mendalam di kalangan warga. Apa yang semula diklaim sebagai perjuangan kini telah berubah menjadi ancaman yang terus menghantui kehidupan masyarakat.
Kini, semakin banyak suara dari masyarakat Papua yang menginginkan kedamaian. Mereka menginginkan sebuah tanah yang bebas dari kekerasan dan ketakutan, di mana mereka dapat hidup dengan aman dan damai tanpa ancaman senjata. Harapan mereka sederhana: sebuah Papua yang kembali damai, tempat di mana persaudaraan dan harapan untuk masa depan dapat berkembang tanpa rasa takut.
(*/Red)