DENPASAR - Dr. Togar Situmorang kembali melayangkan somasi kepada Senator DPD RI Bali, Ni Luh Djelantik, terkait dugaan penyebaran informasi palsu yang mencemarkan nama baiknya, 15 Maret 2025.
Somasi ini merupakan respons atas unggahan Instagram @niluhdjelantik pada 11 Maret 2025 yang berisi tangkapan layar chat a.n Dian Permatasari yang menuding Dr. Togar Situmorang telah melakukan kriminalisasi terhadapnya. Tanpa mengcrosscek dan meninjau valid atau tidaknya informasi tersebut, Ni Luh Djelantik langsung memposting chat tersebut di akun Instagram miliknya.
Unggahan yang dipublikasikan tanpa konfirmasi lebih lanjut tersebut sontak menuai reaksi keras dari Dr. Togar Situmorang. Ia menilai tindakan tersebut sebagai langkah gegabah yang dapat menciptakan opini negatif di masyarakat, terutama terkait profesinya sebagai praktisi hukum yang menjunjung tinggi keadilan.
"Dalam era digital seperti sekarang ini, setiap orang seharusnya lebih berhati-hati sebelum membagikan informasi yang belum tentu kebenarannya. Apalagi jika informasi tersebut berpotensi mencemarkan nama baik seseorang, " tegasnya.
Sebagai langkah hukum, Dr. Togar Situmorang mengirimkan surat somasi pada 13 Maret 2025 kepada seorang Senator DPD RI Ni Luh Djelantik. Dalam somasinya, ia meminta agar Ni Luh Djelantik segera mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka. Ia menegaskan bahwa tindakan menyebarluaskan informasi yang belum diverifikasi dapat berdampak buruk, tidak hanya bagi pihak yang dituduh tetapi juga bagi kredibilitas pihak yang menyebarkannya.
"Jangan ujug-ujug langsung menyimpulkan suatu hal tanpa suatu kebenaran yang jelas, apalagi menggiring opini masyarakat, " ujar Dr. Togar Situmorang .
Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap penggiringan opini yang telah dilakukan tanpa Konfirmasi seolah memojokkannya tanpa dasar yang valid. Menurut Dr. Togar Situmorang hukum harus ditegakkan berdasarkan fakta dan bukan sekadar opini yang dibangun di media sosial.
Lebih lanjut, Dr. Togar Situmorang menekankan bahwa dirinya selama ini hanya berpegang teguh pada aturan hukum yang berlaku dan tidak ingin ada persepsi keliru yang berkembang di masyarakat.
"Saya tidak anti kritik, tapi kritik harus berdasar dan memiliki fakta yang jelas, bukan sekadar asumsi atau cerita sepihak yang tidak terverifikasi, " tambahnya.
Meskipun situasi ini cukup tegang, Dr. Togar Situmorang tetap menunjukkan sikap santai dengan menyelipkan humor di tengah pernyataannya. Menanggapi pernyataan Ni Luh Djelantik dalam IG Media Sosial yang menyebut dirinya tampan, ia pun berkelakar, "Terima kasih kalau Mbok Ni Luh bilang saya ganteng, karena memang faktanya saya Ganteng, " ujarnya dengan senyum khas.
Kasus ini pun menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya verifikasi sebelum menyebarkan informasi, terutama bagi tokoh publik yang memiliki pengaruh besar.
Menanyakan hal ini kepada Ni Luh Djelantik melalui sambungan WhatsApp, sampai berita ini turun belum mendapatkan respon. (Tim)