Cahaya di Ujung Pegunungan: Sentuhan Kemanusiaan Marinir TNI di Kampung Logpon

4 hours ago 2

PAPUA - Di kaki Pegunungan Papua yang sunyi dan megah, sebuah kisah kemanusiaan tumbuh hangat di Kampung Logpon, Kabupaten Yahukimo. Para prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir, di bawah Komando Operasi Habema, hadir bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tapi juga sebagai pelita harapan bagi masyarakat terpencil. Senin 9 Juni 2025.

Hari itu, mereka tidak membawa senjata dalam genggaman, melainkan alat kesehatan, senyum tulus, dan semangat melayani. Di tengah keterbatasan akses fasilitas medis, layanan kesehatan gratis dari Marinir menjadi momen berharga yang menyentuh hati bagi anak-anak yang tersenyum malu-malu, hingga para lansia yang menggenggam tangan prajurit dengan mata berkaca-kaca.

“Kami hadir bukan hanya untuk menjaga batas negara, tapi juga untuk memastikan saudara-saudara kita di perbatasan ini tetap sehat dan diperhatikan, " tegas Dansatgas Letkol Marinir Siswanto, dengan suara penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab.

Pelayanan kesehatan ini menjadi lebih dari sekadar aksi medis. Ia menjadi simbol kedekatan dan kasih, menjembatani jarak emosional antara negara dan warganya yang tinggal jauh dari pusat peradaban. Para prajurit menjalankan tugas mereka dengan kerendahan hati dan kepedulian yang nyata merawat luka, mendengar keluhan, dan hadir sebagai saudara.

“Ini bukan sekadar pengobatan, tapi bagian dari cinta kami untuk tanah dan rakyat Papua, ” ujar salah satu personel dengan mata lembut memandang seorang anak kecil yang baru saja selesai diperiksa.

Apresiasi dari Panglima: TNI yang Melayani dengan Hati

Kegiatan penuh makna ini mendapat apresiasi tinggi dari Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto. Ia menegaskan bahwa misi para Marinir di Kampung Logpon adalah cerminan nyata dari TNI yang dicintai rakyat.

“Mereka hadir membawa solusi, harapan, dan kasih sayang di tengah keterbatasan geografis. Inilah potret TNI sejati melayani tanpa pamrih, mengabdi dengan ketulusan, ” ungkapnya.

Membangun Masa Depan di Ujung Negeri

Di Kampung Logpon, tempat hutan menyentuh langit dan akses masih menjadi tantangan, kehadiran Marinir bukan hanya menyembuhkan tubuh, tapi juga menyemangati jiwa. Mereka menjelma menjadi penyambung rasa antara negara dan rakyatnya menjadikan pengabdian sebagai jalan menuju masa depan yang lebih sehat, kuat, dan bersatu.

“Kepedulian adalah bahasa universal yang menyentuh hati siapa saja, ” demikian kesimpulan dari hari yang tak terlupakan itu.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |