Potong Rambut, Satukan Hati: Cara TNI Merawat Persaudaraan di Tanah Papua

4 hours ago 2

INTAN JAYA - Di tengah sejuknya pagi Papua yang damai, halaman TK Holomama dan TK Mamba mendadak berubah menjadi ruang penuh kehangatan dan senyum. Bukan karena acara formal atau seremoni besar, melainkan lewat aksi sederhana namun sarat makna: cukur rambut gratis oleh para prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan dari Pos Kotis. Senin 9 Juni 2025.

Dalam balutan loreng kebanggaan, prajurit seperti Prada Rettob dengan cekatan memotong rambut warga, termasuk Gembala Neptinus Sani dan Jhon Sani, dua tokoh masyarakat Kampung Mamba. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun antre dengan ceria, menikmati momen jarang yang sarat perhatian dan kasih.

"Ini bukan sekadar potong rambut. Ini cara kami menunjukkan cinta dan penghargaan kepada saudara-saudara kami di Papua, " ucap Prada Rettob, sembari merapikan potongan rambut seorang bocah yang tersenyum malu-malu.

Sisir yang Menyatukan, Bukan Sekadar Pangkas

Bagi masyarakat Kampung Mamba, kegiatan ini lebih dari layanan gratis. Ini adalah simbol bahwa TNI hadir bukan hanya dengan senjata, tapi juga dengan hati. Dalam tiap gerakan gunting, ada ketulusan. Dalam tiap senyuman, ada pesan damai.

"Kami merasa diperhatikan. Anak-anak senang sekali, mereka tertawa dan merasa dekat dengan para prajurit, " kata Gembala Neptinus Sani, sambil memandangi rambut barunya dengan senyum lebar.

TNI Hadir Tak Hanya Saat Darurat

Komandan Pos TK Holomama, Lettu Inf Sugianto, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pendekatan komunikasi sosial yang bertujuan membangun kedekatan sejati antara TNI dan warga.

"Kami ingin menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, bukan hanya hadir saat ada gangguan keamanan. Melalui kegiatan sederhana seperti ini, kami ingin menjalin hati dan merawat rasa percaya, " jelasnya.

Wajah Humanis TNI: Cermin dari Bangsa yang Bersatu

Dansatgas Yonif 500/Sikatan, Letkol Inf Danang Rahmayanto, S.I.P., M.M., memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini. Menurutnya, aksi potong rambut ini mencerminkan wajah sejati TNI yang lembut dalam tindakan, namun kuat dalam komitmen kebangsaan.

"TNI adalah bagian dari rakyat. Kami tidak datang hanya untuk menjaga wilayah, tapi juga untuk menyentuh hati, menyatukan jiwa, dan menumbuhkan rasa bangga sebagai satu Indonesia, " tegasnya.

Rambut Boleh Terpangkas, Tapi Persaudaraan Kian Panjang

Dari halaman sekolah sederhana di Kampung Mamba, sebuah pesan besar disampaikan: TNI dan rakyat adalah satu. Bukan lewat pidato panjang atau jargon megah, tapi lewat gunting dan senyum yang mengalirkan cinta tanah air.

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa membangun bangsa tak selalu harus megah. Kadang, cukup dengan kursi plastik, sebotol air, dan ketulusan hati. Dan di bawah langit Papua, nilai-nilai itu tumbuh subur bersama semangat persatuan.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |