Wabup Abustan bersama Ketua TP PKK Barru Hadiri Rakor Percepatan Penurunan Stunting

5 hours ago 2

MAKASSAR - Wakil Bupati (Wabup) Barru, Dr. Ir. Abustan Andi Bintang, M.Si., bersama ketua Tim penggerak PKK kabupaten Barru A. Milawaty menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang diselenggarakan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jl. Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (8/5/2025).

Rakor yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Sulsel, Hj. Fatmawati Rusdi ini turut dihadiri oleh para Wakil Bupati/Wakil Wali Kota, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Bappelitbanda, serta Ketua Tim Penggerak PKK se-Sulsel.

Dalam forum tersebut, Wakil Gubernur secara khusus meminta Wakil Bupati Barru untuk memaparkan praktik baik dalam penanganan stunting yang pernah membuat Kabupaten Barru menjadi sorotan nasional.

“Pada tahun 2022–2023, Barru pernah mencatatkan prevalensi stunting terendah di Sulawesi Selatan, yakni sebesar 14, 1%, ketika daerah lain masih berada di atas 20–30%. Saat itu, hampir semua pejabat pusat datang ke Barru untuk belajar, ” ujar Abustan mengawali paparannya. 

Namun, ia juga mengakui adanya tantangan besar yang dihadapi saat ini. Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Barru meningkat menjadi 24, 2%, atau naik hampir 10%.

Menurutnya, keberhasilan awal Kabupaten Barru tak lepas dari inovasi yang diluncurkan, yaitu Koko Besti (Kolaborasi Konvergensi Berantas Stunting), yang melibatkan semua pihak mulai dari OPD, BUMN/BUMD, hingga pemerintah desa.

 Ia menekankan bahwa tidak ada satu pun instansi yang tidak mengambil peran dalam upaya penanganan stunting.
Sebagai contoh, Dinas PU Barru meluncurkan program Cinta Pasti (Ciptakan Tata Rumah Bersih dan Pasti), yang menjamin tidak ada rumah tangga miskin yang anaknya terkena stunting. 

 “Kami mendahulukan penanganan kemiskinan, karena miskin hampir pasti stunting, tapi stunting belum tentu miskin. Ada faktor perilaku yang harus dikoreksi, ” terang Abustan.

Ia juga menyoroti pentingnya audit stunting untuk menentukan intervensi yang tepat. “Tanpa audit, intervensi bisa salah sasaran. Misalnya, anak diberi susu padahal kelebihan berat badan. Padahal stunting bukan soal kurus, melainkan perkembangan motorik dan asupan gizi yang salah, ” ujarnya.

Selain itu, Wakil Bupati menyampaikan bahwa 5–10?na Desa diarahkan khusus untuk penanganan stunting. Ia juga menekankan bahwa tidak ada lagi rumah tangga miskin di Barru yang tidak memiliki jamban keluarga, berkat dukungan dari Baznas.

Namun, tantangan tetap ada, terutama pada akses air minum dan pemenuhan gizi remaja. Ia menyebut bahwa sumber air minum di Barru masih terbatas, sehingga sanitasi masih menjadi pekerjaan rumah. Ia juga mengkritisi penggunaan tablet tambah darah yang tidak disukai remaja karena rasa dan efek sampingnya.

“Kami sedang melakukan pembenahan dan merencanakan peluncuran kembali program ini. Harapan kami, Wakil Gubernur bersedia hadir langsung di Barru saat peluncuran nanti, ” tutupnya.

Pemaparan tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Sulsel yang menyebut Kabupaten Barru sebagai contoh praktik baik yang perlu diadopsi daerah lain, karena mampu menurunkan angka stunting melalui pendekatan terintegrasi yang juga menyasar pengentasan kemiskinan ekstrem.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |