Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta Menuai Beragam Tanggapan Masyarakat

13 hours ago 2

JAKARTA - Transjakarta merupakan kebutuhan transportasi Jakarta untuk mengatasi kemacetan dan transportasi umum yang tidak tertata pada awal 2000-an

Sistem transportasi busway ini beroperasi pada 1 Februari 2004 dengan tarif hanya Rp 2.000, kemudian naik menjadi Rp 3.500 pada tahun 2005.

Sejak tarif awal Rp 3.500 diberlakukan, layanan Transjakarta terus berkembang pesat.

Kini rencana kenaikan tarif Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp5.000 menuai beragam tanggapan dari masyarakat.

Pengguna rute 5M Kampung Melayu-Tanah Abang menyatakan tarif flat menjadi salah satu keunggulan Transjakarta yang perlu dipertahankan.

"Tarif Rp5.000 ga masalah, asalkan ke semua tujuan, penumpang tidak dibebankan tarif lagi" ujar Siti, Jumat (17/10/2025)

Karyawati perusahaan ini mengaku selalu nenggunakan  rute non-BRT 5M untuk beraktivitas di kawasan Jakarta Pusat.

Rute ini beroperasi setiap hari pukul 05.00-22.00 WIB dan melewati jalan-jalan strategis seperti Cikini, Matraman, Tugu Proklamasi, Menteng, dan Kebon Sirih.

Soleh pengguna Transjakarta Koridor 5 Kampung Melayu - Ancol, juga berharap kenaikan tarif hanya untuk Transjakarta saja tidak mempengaruhi skema integrasi transportasi umum lainnya. 

Selain itu, harus dimbangi peningkatan layanan seperti penambahan armada agar mengurangi kepadatan penumpang pada jam sibuk. Mengingat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mengkaji kebijakan wajib naik angkutan umum setiap Rabu bagi pegawai swasta di Jakarta.

"Armada perlu ditambah pada jam sibuk pagi hari dan sore saat pulang kerja" ungkapnya

Koridor 5 ini adalah rute Bus Rapid Transit (BRT) yang melayani penumpang antara Jakarta Timur dan Jakarta Utara, beroperasi 24 jam, namun pagi hari adalah waktu puncak dengan banyak penumpang

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Francine Widjojo, menyatakan usulan kenaikan tersebut dengan mempertimbangkan bahwa tarif Transjakarta tidak mengalami penyesuaian sejak 2005. Meski demikian, menurutnya, kebijakan penyesuaian tarif tidak boleh terburu-buru.

Kemampuan bayarnya sekarang berapa dengan layanan Transjakarta yang sekarang cakupannya sudah jauh lebih luas, ” ujarnya, Kamis (16/10/2025)

Terkait besaran kenaikan, terdapat usulan awal dari pihak eksekutif, yakni sebesar Rp1.500. Dengan begitu, lanjut dia, tarif Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp5.000.

“Tapi dengan catatan ya. Kami meminta ini sudah dilengkapi kajian tertulis terlebih dahulu, ” tegas Francine.

Namun sampai saat ini, ungkap Francine, Komisi B belum menerima dokumen kajian resmi dari Pemerintah Provinsi Jakarta maupun TransJakarta. Karena itu, pembahasan lebih lanjut masih menunggu kelengkapan bahan dari pihak eksekutif. 

Sebellumnya, Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta enggan disebut bahwa pihaknya bakal menaikkan tarif Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp5.000. Pihaknya menegaskan bahwa Pemprov DKI tengah mengkaji pemotongan subsidi, sebagai buntut dari kebijakan pemotongan transfer ke daerah (TKD) oleh pemerintah pusat.

"Bukan kenaikan ya, tetapi pengurangan subsidi. Kenapa? Yang perlu diinformasi kepada masyarakat, tahunya naik Transjakarta Rp3.500 ya. Padahal kan angka sebenarnya Rp15.000, " kata Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota Nirwono Yoga kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).

Nirwono menjelaskan, subsidi yang diberikan Pemrov DKI pada tarif Transjakata selama ini cukup besar yakni Rp11.500, sehingga warga cukup membayar Rp3.500 saja. Jadi, saat efisiensi benar diberlakukan nantinya, subsidi akan dikurangi Rp1.500 yang membuat tarif Transjakarta jadi Rp5.000.

Meski demikian, Nirwono menambahkan bahwa kenaikan tarif Transjakarta ini masih dalam bentuk kajian yang terus digodok di internal Pemprov DKI.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |