Yahukimo – Situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, kembali terguncang. Kelompok bersenjata yang menamakan diri Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XVI Yahukimo melakukan aksi teror dengan membakar Kantor Samsat Dekai yang berlokasi di Jalan Sardala, tepat di samping Rumah Sakit Umum Daerah Dekai. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (13/9/2025) malam dan langsung menimbulkan kepanikan serta keresahan mendalam di tengah masyarakat.
Dalam pernyataan yang beredar luas, pimpinan TPNPB-OPM Brigjen Elkius Kobak dan Mayor Kopitua Heluka mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. Mereka menyebut bahwa aksi pembakaran dilakukan oleh Mingkin Suhun bersama kelompoknya.
“Kami benar melakukan pembakaran terhadap Kantor Samsat Dekai. Aksi ini sebagai bentuk perlawanan, ” kata Mayor Kopitua Heluka dalam keterangan singkatnya, Minggu (14/9/2025).
Namun, alasan yang dikemukakan kelompok itu justru menuai kecaman luas. Warga menilai pembakaran fasilitas publik tidak hanya merugikan pemerintah, tetapi juga langsung menghantam kepentingan masyarakat. Kantor Samsat adalah pusat pelayanan publik yang vital, khususnya untuk pengurusan pajak dan administrasi kendaraan bermotor.
Tokoh masyarakat Yahukimo, Markus Hubi, menegaskan bahwa aksi brutal tersebut tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
“Yang dibakar itu bukan milik pribadi, tapi fasilitas untuk rakyat. Kalau kantor ini hancur, masyarakat juga yang akan kesulitan. Aksi OPM ini tidak bisa dibenarkan, ” ujarnya tegas.
Nada serupa juga datang dari tokoh adat Yahukimo, Yulius Wanimbo, yang menilai langkah OPM semakin jauh dari nilai perjuangan yang mereka klaim bawa.
“Membakar fasilitas umum sama saja dengan melukai rakyat yang selama ini mereka bilang bela. Ini bukan perjuangan, ini penghancuran. Rakyat tidak butuh api, rakyat butuh damai, ” ungkapnya.
Keresahan masyarakat semakin bertambah karena lokasi Kantor Samsat yang dibakar berada sangat dekat dengan rumah sakit, sehingga dikhawatirkan mengganggu layanan kesehatan. Warga kini merasa was-was beraktivitas di sekitar lokasi kejadian, mengingat potensi ancaman keamanan masih tinggi.
Insiden ini menambah catatan kelam deretan aksi kekerasan yang dilakukan kelompok OPM di wilayah Papua. Alih-alih membawa aspirasi, tindakan mereka justru menimbulkan trauma, ketakutan, dan kerugian bagi masyarakat luas.
Meski begitu, masyarakat Yahukimo menyatakan tidak akan tunduk pada teror dan ancaman. Mereka percaya bahwa kobaran api yang melahap Kantor Samsat tidak akan pernah mampu memadamkan semangat warga Papua untuk hidup damai, tenteram, dan sejahtera di tanah kelahiran mereka sendiri.
(APK/ Redaksi (JIS)