KAIMANA - Keamanan di Kabupaten Kaimana kembali terguncang setelah munculnya laporan mengenai ancaman dan tekanan dari kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XII terhadap masyarakat setempat. Kelompok ini diduga memaksa warga untuk bergabung dengan barisan mereka dan mengancam tindakan kekerasan bagi mereka yang menolak.
Menurut beberapa warga yang enggan disebutkan identitasnya, kelompok OPM sering melakukan intimidasi di kampung-kampung di daerah pedalaman Kaimana. Mereka diminta untuk memberikan dukungan logistik, uang, atau bahkan ikut serta dalam aktivitas kelompok bersenjata tersebut. Warga yang menolak disebut sebagai "musuh perjuangan" dan menjadi sasaran ancaman langsung dari para anggota OPM.
Seorang tokoh muda dari Distrik Teluk Etna mengungkapkan bahwa warga sudah beberapa kali dipaksa memberikan bahan makanan kepada kelompok tersebut. Bahkan, beberapa di antaranya menjadi korban penyiksaan. “Mereka datang malam hari dengan senjata dan memaksa kami untuk ikut serta. Yang menolak, sudah diancam dan disiksa, ” ujarnya dengan suara terbata-bata, menyatakan rasa ketakutan yang menyelimuti kampungnya.
Akibat dari tindakan intimidasi ini, warga sipil yang ingin hidup damai kini terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman. Tidak hanya itu, ketakutan yang meluas di kalangan masyarakat juga mengganggu aktivitas ekonomi dan kegiatan sosial di wilayah tersebut. Para pedagang dan warga yang biasanya aktif, kini memilih untuk menghindar demi menghindari ancaman dari kelompok bersenjata tersebut.
Tokoh Masyarakat: OPM Sudah Menyimpang dari Tujuan Aslinya
Yohanes Werimon, seorang tokoh masyarakat Kaimana, menanggapi keras aksi kekerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh OPM Kodap XII. Menurutnya, apa yang dilakukan kelompok tersebut sudah jauh menyimpang dari tujuan yang mereka klaim, yakni memperjuangkan kemerdekaan rakyat Papua.
“Jika mereka berjuang untuk rakyat Papua, seharusnya mereka melindungi dan memberi rasa aman. Bukan malah menakut-nakuti dan memaksa. Ini bukan perjuangan, tetapi penindasan terhadap sesama, ” tegas Yohanes, Selasa (7/10/2025).
Yohanes juga menambahkan bahwa masyarakat Papua kini semakin sadar bahwa kehadiran OPM tidak lagi membawa solusi, melainkan hanya menambah penderitaan. Pemaksaan, ancaman, dan tindakan anarkis dari kelompok bersenjata ini semakin jelas memperlihatkan bahwa perjuangan yang mereka klaim hanyalah kedok untuk kepentingan pribadi segelintir orang.
Ketakutan yang Meluas
Dengan adanya ancaman kekerasan dan intimidasi dari OPM Kodap XII, masyarakat Kaimana kini terpaksa hidup dalam ketakutan. Banyak dari mereka yang selama ini berusaha menjalani hidup dengan damai dan tenang, kini harus menghadapi ancaman langsung yang datang dari kelompok bersenjata yang seharusnya berjuang untuk kebebasan dan kemakmuran mereka.
Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan untuk segera bertindak dan memberikan rasa aman kepada warga setempat, serta memastikan keamanan di wilayah Kaimana tetap terjaga agar masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan sehari-hari tanpa rasa takut.
(APK/ Redaksi (JIS)















































