Bantah Tak Peduli Kenaikan Harga Beras, Mentan Amran Ungkap Upaya Pemerintah

3 weeks ago 14

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dengan tegas membantah segala tudingan yang menyebut dirinya apatis terhadap lonjakan harga beras di Indonesia. Ia menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut merupakan hasil framing yang disengaja oleh pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan langkah pemerintah membuahkan hasil.

"Kepada seluruh masyarakat Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan. Perlu kami sampaikan, informasi yang beredar di-framing, sengaja di-framing bahwa kami tidak peduli terhadap naiknya harga beras, " ujar Amran dalam sebuah pernyataan, Minggu (24/8/2025).

Mentan Amran menekankan komitmen pemerintah yang telah bekerja keras sejak awal penanganan masalah ini dengan menggelar operasi pasar bersama Perum Bulog. Upaya ini membuahkan hasil dengan penyaluran total 1, 3 juta ton beras kepada masyarakat dengan harga stabil Rp12.500 per kilogram.

"Itu bentuk kepedulian dan itu atas perintah Bapak Presiden, " tegasnya, menunjukkan prioritas pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan.

Lebih lanjut, Amran menguraikan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya terfokus pada konsumen, tetapi juga merambah ke sektor petani. Salah satu langkah konkretnya adalah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menjadi Rp6.500 per kg, sebuah kebijakan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

"Alhamdulillah, hasilnya hari ini yang kita syukuri adalah, bahwa NTP (Nilai Tukar Petani), kesejahteraan petani meningkat. Kemudian yang tidak kalah pentingnya sebagai anak bangsa, kita tidak impor lagi. Sekarang stok kita 4 juta ton lebih. Ini kita syukuri, " jelasnya dengan nada penuh syukur.

Menyinggung kembali pernyataannya yang sempat menuai kritik terkait perbandingan harga beras di Jepang, Amran mengklarifikasi bahwa maksudnya adalah untuk mengajak masyarakat mensyukuri kondisi yang ada, sambil memastikan pemerintah terus berupaya keras menurunkan harga.

"Adapun kami menyebut bahwa Jepang itu kenaikan harga beras cukup tinggi. Artinya, kita patut mensyukuri, tetapi kami mewakili pemerintah harus bekerja keras menurunkan harga, dan juga hasilnya hari ini sudah 13 provinsi harga sudah turun. Kami yakin ke depan semakin turun. Kenapa? Operasi pasar kami lanjutkan terus menerus, " paparnya.

Mentan Amran menegaskan kembali keberpihakannya yang kuat kepada rakyat, baik petani maupun konsumen. Ia bahkan menyatakan kesiapannya untuk menghadapi pihak-pihak yang merugikan.

"Saudaraku, bukti nyata satu lagi, bahwa kami sangat peduli dengan kenaikan harga beras, dan peduli pada konsumen. Kami pertaruhkan segalanya demi konsumen, demi petani Indonesia, adalah yang mencurangi petani baru-baru ini, yaitu para pengusaha yang tidak bertanggung jawab, kami berani berhadapan demi konsumen, demi rakyat Indonesia, " ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh narasi negatif yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan upaya pemerintah dalam menstabilkan harga pangan.

"Jadi jangan mudah terprovokasi oleh framming orang tertentu, yang tidak senang dengan kami. Kami tahu banyak yang tidak senang, banyak yang terganggu bisnisnya, karena kami melakukan hal ini. Tapi semua kami lakukan demi rakyat Indonesia, " tandasnya.

Sebelumnya, Amran memang sempat mendapat sorotan usai pernyataannya dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI. Saat itu, ia mengutarakan bahwa masyarakat cenderung terlalu reaktif terhadap kenaikan harga beras di dalam negeri yang dianggapnya relatif kecil jika dibandingkan dengan situasi di Jepang.

"Sekarang ini baru naik sedikit saja ribut. Jepang sudah Rp100 ribu per kg harga beras hari ini, " ujar Amran, Kamis (21/8/2025).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto mengingatkan bahwa perbandingan tersebut kurang relevan mengingat adanya perbedaan signifikan dalam pendapatan per kapita antara Indonesia dan Jepang.

"Nggak bisa dibandingkan dengan Jepang. Pendapatan per kapita kita juga sudah lain, Pak, " kata Titiek.

Data Kementerian Perdagangan menunjukkan tren kenaikan harga beras dalam sebulan terakhir, di mana beras medium naik 0, 67% menjadi Rp15.100 per kg dan beras premium naik 0, 60% menjadi Rp16.800 per kg. Sebagai respons, pemerintah telah menyalurkan 1, 3 juta ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui berbagai jalur distribusi untuk meredam gejolak harga. (Kabar Menteri)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |