JAYAPURA - Suasana di Tanah Papua kembali memanas setelah Buchtar Tabuni, Ketua West Papua Council Pemerintah Sementara ULMWP, melontarkan seruan tegas terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam pernyataannya pada Minggu (14/9/2025), Buchtar menegaskan bahwa aksi-aksi OPM yang selama ini terjadi sudah terlalu banyak menimbulkan penderitaan, bukan hanya bagi pemerintah, tetapi terutama bagi rakyat Papua sendiri.
Menurut Buchtar, klaim perjuangan yang kerap didengungkan OPM semakin jauh dari realitas di lapangan. Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan, justru masyarakat sipil Papua yang menjadi korban kekerasan. “OPM tidak lagi bicara tentang perjuangan, mereka bicara tentang kekacauan. Korban bukan orang luar, tapi rakyat Papua sendiri. Ini saatnya kita bersatu melawan, ” ujarnya dengan lantang.
Tokoh Papua Ikut Angkat Suara
Seruan Buchtar Tabuni langsung mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan, baik tokoh adat maupun tokoh agama.
Yafet Kogoya, tokoh adat dari Kabupaten Jayawijaya, menilai pernyataan Buchtar mencerminkan suara hati rakyat Papua yang sudah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang ketakutan.
“Kami sudah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang kekerasan OPM. Kalau terus dibiarkan, generasi kita akan tumbuh dalam ketakutan. Seruan ini adalah panggilan agar masyarakat bangkit, jangan diam, ” tegas Yafet.
Dari kalangan rohaniwan, Pdt. Telius Wonda dari Puncak Jaya juga menyuarakan hal senada. Ia menilai bahwa tindakan OPM semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian yang selalu diajarkan gereja.
“Aksi pembunuhan dan perusakan yang mereka lakukan hanyalah wujud kebencian, bukan perjuangan. Melawan OPM bukan sekadar melawan senjata, tetapi juga melawan kebohongan yang mereka sebarkan, ” kata Pdt. Telius.
Masyarakat Semakin Kritis
Di berbagai wilayah Papua, masyarakat sipil kini semakin kritis terhadap propaganda OPM. Sejumlah warga mengaku bahwa seruan Buchtar Tabuni menjadi dorongan moral agar mereka tidak lagi pasif menghadapi teror kelompok bersenjata tersebut. Dukungan terhadap aparat keamanan (Apkam) pun kian kuat, karena masyarakat menyadari kehadiran TNI-Polri sangat penting untuk menjaga perlindungan dan rasa aman.
Momentum Persatuan Baru
Pengamat menilai, seruan Buchtar ini menjadi sinyal bahwa OPM kian terpojok. Semakin banyak tokoh Papua dari beragam latar belakang – politik, adat, hingga agama – yang berani angkat suara menolak cara-cara kekerasan.
Masyarakat berharap momentum ini bisa memperkuat persatuan, sehingga Papua terbebas dari ketakutan dan dapat menata masa depan yang damai, adil, dan sejahtera.
(APK/ Redaksi (JIS)