Danantara, Superholding BUMN Kelola Aset Triliunan Rupiah

3 weeks ago 17

JAKARTA - Sebuah langkah strategis diambil pemerintah Indonesia dengan membentuk Danantara, sebuah entitas yang didesain untuk mengelola aset-aset raksasa milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nilai aset yang dikelola Danantara sungguh mencengangkan, mencapai lebih dari Rp10.000 triliun, menjadikannya kekuatan ekonomi baru yang patut diperhitungkan.

Perusahaan-perusahaan BUMN terbesar di Indonesia, seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, Telkom Indonesia, dan MIND ID (Mining Industry Indonesia), kini asetnya berada di bawah pengelolaan Danantara. Transformasi ini dimulai sejak 21 Maret 2025, ketika Danantara resmi menjadi 'rumah' bagi seluruh BUMN di tanah air.

Dengan bergabungnya tujuh BUMN raksasa tersebut bersama Indonesia Investment Authority (INA), Danantara seketika memiliki portofolio aset yang luar biasa besar. Target awal yang ambisius adalah mengelola aset senilai sekitar US$900 miliar, atau setara dengan Rp14.701, 5 triliun dengan kurs Rp16.335 per dolar AS.

Danantara didapuk sebagai 'superholding' dengan misi utama mengonsolidasikan aset-aset BUMN besar. Tujuannya jelas: menciptakan tata kelola yang lebih kokoh, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengedepankan transparansi layaknya korporasi global terkemuka seperti Temasek di Singapura. Saya pribadi melihat ini sebagai upaya serius untuk memodernisasi pengelolaan aset negara.

Fokus investasi Danantara mencakup sektor-sektor vital yang akan menopang misi pembangunan nasional. Mulai dari penguatan hilirisasi industri mineral dan minyak, pengembangan teknologi terkini termasuk kecerdasan buatan (AI), sektor energi, hingga ketahanan pangan. Semua ini dirancang untuk mendongkrak daya saing BUMN di kancah global.

Pemilihan BUMN yang masuk dalam naungan Danantara tidak sembarangan. Mereka adalah entitas dengan aset besar di sektor-sektor strategis. Dengan pengelolaan yang terpusat, diharapkan akan tercipta efisiensi dan transparansi yang lebih baik, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Sebagai seorang pengamat, saya meyakini langkah ini akan meningkatkan kepercayaan investor asing karena Danantara memiliki 'backing' aset yang sangat besar.

Keberadaan Danantara membuka peluang baru untuk pembiayaan pembangunan. Aset-aset jumbo ini dapat menjadi basis pendanaan yang kuat, mengurangi ketergantungan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Diversifikasi investasi yang dimungkinkan oleh aset besar ini juga akan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang, tidak hanya bergantung pada penerimaan pajak dan utang negara.

Aset-aset besar BUMN yang kini berada di Danantara sejatinya adalah pondasi kekuatan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia. Tanpa aset-aset ini, Danantara hanyalah sebuah lembaga investasi biasa. Namun, dengan aset yang luar biasa ini, Danantara memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah global, menarik investor, menopang pembangunan nasional, dan menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka panjang.

Bank Mandiri tercatat sebagai BUMN dengan aset terbesar pada tahun 2023, mencapai Rp2.174, 22 triliun. Di posisi kedua menyusul BRI dengan aset Rp1.965, 01 triliun, dan PLN menduduki peringkat ketiga dengan total aset Rp1.670, 64 triliun. (Danantara)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |