PAPUA - Di bawah langit biru yang membentang luas dan hamparan pegunungan hijau Papua, sebuah kisah kehangatan tumbuh di Kampung Dambet, Distrik Sugapa. Bukan derap sepatu tempur atau dentuman senjata yang terdengar, melainkan sapaan hangat dan sentuhan empati para prajurit Pos Dambet Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti. Pada Minggu (27/04/2025), mereka menjelma menjadi pelayan kesehatan, menjadi sahabat, menjadi keluarga.
Satu per satu warga Kampung Dambet datang, membawa harapan dalam langkah mereka. Seperti James (48), lelaki paruh baya dengan topi rajut dan kalung manik-manik khas Papua, yang datang memeriksakan sakit maag lamanya. Wajah James yang semula muram perlahan berubah, disulut oleh perhatian tulus dari para prajurit. Obat sederhana, dibalut empati, menjadi penyemangat baru bagi dirinya.
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun mendekat, mengantre rapi di bawah tenda sederhana. Ada yang malu-malu, ada pula yang dengan berani mengulurkan tangan kecilnya untuk diobati. Di tangan cekatan Pratu Yoshua Arlan, tenaga kesehatan Pos Dambet, luka-luka kecil dibersihkan, dibaluri obat, dan disembuhkan dengan senyum. Anak-anak itu pun pulang dengan tawa ringan, membawa lebih dari sekadar plester di kulit mereka—mereka membawa rasa aman dan cinta.
Letda Inf Herman Mapparatte, Danpos Dambet, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bukti nyata kehadiran TNI yang membumi, menyatu dengan masyarakat.
"Kami bukan hanya penjaga batas negeri, tapi saudara yang peduli. Melayani kesehatan masyarakat adalah bagian dari tugas kami untuk membangun kepercayaan dan harapan, " ujarnya.
Semangat ini sejalan dengan arahan Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menegaskan bahwa keberadaan TNI di Papua tidak hanya tentang mempertahankan kedaulatan, tetapi juga membangun kehidupan yang lebih baik.
"Kegiatan pelayanan kesehatan ini adalah wujud nyata bahwa TNI hadir dengan hati. Kepedulian kecil seperti ini bisa menyalakan harapan besar di pelosok negeri, " tegas Mayjen TNI Lucky Avianto.
Di tengah segala keterbatasan, dari jalur terjal hingga keterbatasan fasilitas medis, para prajurit Satgas Yonif 700 tetap berdiri kokoh, menebar kasih. Di balik seragam loreng, bersemayam jiwa-jiwa yang lembut, yang memahami bahwa kekuatan sejati lahir dari kepedulian.
Inilah wajah lain TNI: bukan hanya sebagai penjaga garis depan, tetapi sebagai penjaga hati, yang menaburkan benih-benih cinta dan kedamaian di tanah Papua. Sebuah misi kemanusiaan yang melampaui tugas formal—sebuah janji bahwa Indonesia ada untuk semua anak bangsanya, dari kota hingga ke puncak gunung.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono