JAKARTA – SMK Negeri 2 Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Muhammad Rusli, S.Pd., M.Si menjadi salah satu sekolah yang terpilih mengikuti kegiatan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) Terintegrasi Rencana Aksi Nasional 2025. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Mercure Jakarta Batavia, pada 29 September hingga 1 Oktober 2025.
Kegiatan berskala nasional tersebut diselenggarakan oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuan utamanya adalah menyusun dan mengembangkan model kurikulum satuan pendidikan yang terintegrasi dengan program strategis pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan Geopark Maros Pangkep sebagai salah satu situs UNESCO.
Selain SMKN 2 Pangkep, kegiatan ini diikuti oleh sekolah-sekolah dari seluruh Indonesia, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, SMK, SLB hingga PKBM. Dari Kabupaten Pangkep sendiri, turut hadir Kepala SMK Negeri 2 Pangkep beserta wakasek kurikulum, serta Kepala SLBN Pangkep bersama wakasek kurikulum.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Hadir sebagai pendamping, Drs. H. Muhammad Nur Kusumajaya, A.P dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan serta Ibu Nur Laely Basir, S.Pd., M.Ed (Tesol-Int) selaku pengawas satuan pendidikan. Kehadiran mereka memberikan arahan dan penguatan agar pengembangan kurikulum bisa berjalan dengan baik dan terarah.
Dalam kesempatan itu, Kepala SMKN 2 Pangkep menyampaikan bahwa kurikulum yang dikembangkan memiliki keterkaitan erat dengan Geopark Maros Pangkep. Ia menegaskan bahwa kurikulum satuan pendidikan harus mampu mengintegrasikan nilai edukasi, pelestarian lingkungan, hingga pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.
Lebih lanjut dijelaskan, integrasi kurikulum tidak hanya sebatas pada pembelajaran intrakurikuler di dalam kelas. Namun juga harus menyentuh ranah kokurikuler dan ekstrakurikuler, sehingga peserta didik dapat merasakan langsung manfaat pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
SMKN 2 Pangkep sendiri telah melakukan pemetaan kurikulum dengan bimbingan dari Dinas Pendidikan, pengawas satuan, serta Pusat Kurikulum Kemdiknas. Hasil dari pemetaan inilah yang nantinya menjadi dasar penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) yang sesuai dengan karakteristik daerah dan kebutuhan peserta didik.
Proses penyusunan kurikulum akan melibatkan tim pengembang kurikulum yang terdiri dari kepala sekolah, wakasek kurikulum, serta sepuluh guru yang terbagi ke dalam tiga tim: intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Dengan kerja kolaboratif, diharapkan kurikulum yang dihasilkan dapat lebih komprehensif, aplikatif, dan mudah diterapkan di sekolah.
Kurikulum hasil pengembangan nantinya tidak hanya digunakan di SMKN 2 Pangkep, melainkan juga akan diunggah ke website Rumah Belajar. Langkah ini bertujuan agar kurikulum tersebut dapat dijadikan referensi nasional bagi sekolah lain di Indonesia yang ingin mengembangkan kurikulum berbasis potensi lokal dan kearifan budaya daerah.
Melalui program ini, SMKN 2 Pangkep bertekad menjadi pelopor dalam pengembangan kurikulum yang mendukung agenda nasional serta memperkuat peran Geopark Maros Pangkep sebagai salah satu warisan dunia UNESCO. Dengan demikian, sekolah tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tetapi juga pusat pengembangan potensi daerah yang berkelanjutan ( Herman Djide)