Film Kolosal Tettanya Badik Siap Tayang 30 Oktober 2025, Djajan Abbas: Angkat Budaya Sulawesi Selatan ke Layar Lebar Dunia

2 hours ago 1

PANGKEP – Sebuah karya film kolosal berjudul “Tettanya Badik” dijadwalkan tayang di bioskop mulai 30 Oktober 2025. Film ini mengangkat nilai budaya lokal Sulawesi Selatan, khususnya warisan filosofi dan tradisi badik, senjata tradisional yang sarat makna dan simbol kehormatan masyarakat Bugis-Makassar.

Yang menarik, film ini turut menghadirkan Ir. Djadjang Andi Abbas, ST, MT, IPU, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Pangkep sekaligus budayawan Sulawesi Selatan. Beliau juga menjabat sebagai Majelis Tinggi Badik Celebes, Dewan Pakar FSKN (Forum Silaturahmi Keraton Nusantara), anggota PALASARA (Perhimpunan Agung Lembaga Adat Sulawesi Selatan dan Barat), serta Wakil Ketua Matra Sulsel (Majelis Adat Nusantara).

Keterlibatan tokoh budaya sekaligus pejabat daerah ini memberi warna tersendiri, menjadikan film tidak sekadar hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya yang sarat dengan nilai kearifan lokal.

Film “Tettanya Badik” juga menghadirkan sejumlah artis nasional, di antaranya Pricilla Nasution, Mike Lucock, dan Dony Alamsyah. Kehadiran mereka dipadukan dengan aktor lokal menjadikan film ini sebagai karya kolaboratif yang berpotensi mengangkat nama Sulawesi Selatan di kancah perfilman nasional bahkan internasional.

Rencananya, film ini juga akan diikutsertakan dalam festival film dunia di Paris, membuka peluang budaya lokal Indonesia semakin dikenal luas di kancah global.

“Badik bukan sekadar senjata, melainkan simbol kehormatan, persaudaraan, dan jati diri masyarakat Sulawesi Selatan. Melalui film ini, kami ingin dunia melihat bahwa budaya kita memiliki nilai universal yang layak diapresiasi, ” ungkap Ir. Djadjang Andi Abbas.

Menurut Djadjang, naskah film ini ditulis oleh Fajar Umbara dan dikembangkan bersama Sawal, dengan latar belakang lokasi syuting di berbagai kawasan ikonik Sulawesi Selatan. Di antaranya Pangkep, Makassar, Malino Gowa, Taman Batu, Ramang-Ramang, hingga Leang-Leang Maros.

Dengan penggarapan yang riil dan kolosal, serta dukungan visualisasi alam Sulawesi Selatan yang megah, “Tettanya Badik” diharapkan mampu menghadirkan kisah inspiratif, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk mencintai budaya leluhur dan memperkenalkan warisan bangsa ke panggung internasional. ( Herman Djide)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |