KARO - Motif serangan brutal yang belum lama ini dilakukan sekelompok gangster bersenjata tajam (sajam) di warung kopi kawasan Jalan Jamin Ginting, Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo pada Minggu, 27 Juli 2025 masih terus menjadi tanda tanya besar.
Serangan yang dinilai cukup terstruktur dan teroganisir tersebut, memunculkan dugaan adanya suatu persoalan besar dibalik peristiwa berdarah itu.
Pasalnya, bukan hanya sebatas mobil yang katanya dilempar batu. Sehingga pelaku mengamuk dan lantas menganiaya warga secara membabi buta. Apalagi pasukannya mencapai 25-30 orang dan semuanya membawa senjata tajam (Sajam).
Untuk diketahui, Seksi Humas Polres Tanah Karo sebelumnya telah merilis hasil pemeriksaan terhadap tiga orang terduga pelaku yang telah ditangkap buntut dari peristiwa.
Dalam keterangan tertulis menyebut, jika serangan yang dilakukan pelaku dipicu akibat adanya pelemparan ke arah mobil mereka.
"Motif awal penyerangan masih dalam penyelidikan. Namun, dari hasil pemeriksaan, para tersangka mengaku ada orang yang melempar mobil mereka. Sehingga para pelaku turun dan menduga korban adalah pelaku pelemparan, " bunyi keterangan tertulis.
Sementara, hasil penelusuran tim media. Sejumlah warga yang mengaku berada di sekitar lokasi peristiwa sama sekali tak melihat atau mengetahui adanya insiden pelemparan ke arah mobil yang dikendarai para pelaku.
Warga mengungkap, salah satu korban serangan atas nama Mikael Sembiring justru sedang berada di dalam warung kopi saat serangan terjadi. Saat itu, Mikael terlihat tengah duduk bersama beberapa orang sembari berbincang-bincang.
"Korban (Mikael) saat kejadian sedang duduk bersama beberapa orang di satu meja. Kalau nggak salah mereka sedang membahas soal rencana pelaksanaan pertandingan bela diri. Mikael ini kan atlet MMA. Kayaknya dia mau buat turnamen gitu, " ungkap warga.
Warga juga mengaku mengenali beberapa orang yang saat itu tengah bersama Mikael, di antaranya Rukun Sembiring dan Thomas Sinuhaji. Memang kedua nama ini belakangan tengah mengemuka setelah menjadi pentolan di ormas Laskar Merah Putih (LMP) Sumatera Utara.
"Mana Rukun.. mana Rukun..!, kata orang-orang yang nyerang itu pas masuk ke kedai sambil bawa celurit panjang. Kurasa orang itu nggak kenal sama Rukun. Situasi tiba-tiba begitu menyeramkan. Orang-orang di kedai panik. Si korban ini lari ke luar kedai. Di situlah dia dibacoki, " ungkapnya.
Situasi saat itu, ungkap warga lagi, begitu mencekam. Ancaman bakal dilukai sajam oleh kelompok gangster itu benar-benar membuat warga sekitar dan pengguna jalan raya panik.
Beberapa pengendara sepeda motor yang melintas juga sempat mendapat ancaman sajam dari para pelaku setelah dicurigai sedang mengabadikan momen itu pakai ponselnya.
Sementara itu, sambung warga. Selain mengakibatkan pertumpahan darah, insiden tersebut juga mengakibatkan dua unit mobil yang terparkir di depan warung kopi mengalami kerusakan akibat diserang kelompok gangster.
Kaca jendela sebelah kanan mobil jenis Pajero bercorak loreng LMP, hancur akibat dipecahkan dengan senjata tajam. Sedangkan satu mobil lainnya jenis Agya warna putih mengalami pecah kaca di bagian depan.
"Dugaan kami ini adalah konflik orang ormas. Mungkin saja kelompok penyerang itu adalah orang-orang bayaran. Satupun kami di sini nggak kenal dengan yang nyerang itu. Apalagi banyak yang pakai masker. Logat bicaranya saja nggak orang sini, " ucap warga.
Dilain sisi, seorang warga berinisial MT mengaku hampir juga menjadi korban. Ia saat itu tengah duduk sambil minum. Tiba-tiba salah satu dari kelompok gangster sempat mengacungkan senjata tajam jenis sabit atau celurit panjang ke bagian lehernya.
"Setelah mereka menghancuri mobil branding Laskar Merah Putih, orang-orang itu masuk ke dalam kedai. Salah seorang langsung ngancam aku. 'Kau anak mana? Mana Rukun?'. Jelas orang itu punya target, " ucap MT menirukan pertanyaan kelompok gangster.
Ia memperkirakan, puluhan gangster sudah dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok direncanakan untuk menarget Mikael Sembiring dan satu kelompok lagi untuk menarget Rukun Sembiring selaku Ketua LMP Sumut.
"Mobil loreng LMP itu punya Thomas Sinuhaji. Dia pengurus LMP Sumut. Jadi kelompok penyerang ini mungkin salah sasaran. Mereka pikir si Mikael ini juga pengurus LMP, sama seperti Thomas Sinuhaji. Mungkin karena sekitar 25 pelaku dominan orang dari luar Karo, jadi mereka tidak mengenal targetnya, " jelas MT.
(Tim/Red)