PAPUA - Di tengah semangat menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah kisah kemanusiaan menyentuh hati terjadi di pelosok Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, Papua. Prajurit Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku tidak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga membawa hadiah yang tak ternilai: perhatian dan kepedulian bagi tumbuh kembang anak-anak.
Melalui program “Masariku Peduli Gizi”, para prajurit menyambangi SD Rimba Mumugu pada, Jum'at, 15 Agustus 2025, membawa bekal berupa nasi hangat, lauk bergizi, sayuran segar, susu, dan buah-buahan. Pagi itu, halaman sekolah yang biasanya hanya dipenuhi tawa anak-anak, berubah menjadi ruang belajar bersama tentang pentingnya gizi seimbang.
Tak hanya memberikan makanan, Satgas juga memberikan edukasi sederhana kepada guru dan orang tua. Mereka menunjukkan bagaimana mengolah bahan pangan lokal yang mudah ditemukan di sekitar kampung menjadi menu bergizi untuk mendukung pertumbuhan anak. Semua disampaikan dengan bahasa yang akrab dan cara yang membumi, sehingga mudah dipahami dan diikuti.
Komandan Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud komitmen TNI dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Papua. “Kami menyadari bahwa gizi yang baik merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang anak-anak. Oleh karena itu, kami berupaya memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan gizi anak-anak di wilayah perbatasan, ” ujarnya.
Kehadiran Satgas Masariku disambut hangat oleh warga dan pihak sekolah. Yosep, salah satu guru SD Rimba Mumugu, mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kami. Selain mendapat tambahan asupan gizi, mereka juga belajar tentang pentingnya makan sehat. Ini adalah bekal berharga untuk masa depan mereka, ” katanya.
Bagi anak-anak Rimba Mumugu, hari itu bukan sekadar menerima makanan. Mereka mendapatkan perhatian, ilmu, dan keyakinan bahwa masa depan mereka penting. Senyum merekah di wajah mereka saat memegang segelas susu atau menggigit buah segar, seolah menjadi simbol sederhana dari arti kemerdekaan yang sesungguhnya: bebas dari keterbatasan, dan memiliki kesempatan untuk tumbuh dengan sehat.
Program “Masariku Peduli Gizi” menjadi bukti bahwa di pelosok perbatasan, kemerdekaan tidak hanya dirayakan dengan upacara atau lomba, tetapi juga melalui tindakan nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat. Satgas Masariku menunjukkan bahwa menjaga bangsa bukan hanya soal kedaulatan teritorial, tetapi juga memastikan generasi penerusnya tumbuh kuat, sehat, dan penuh harapan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono