Hangatnya Api Persaudaraan di Tanah Walaik: Satgas Walet Sakti Ikut Bakar Batu Bersama Warga Papua

2 hours ago 3

WAMENA - Di tengah udara dingin pegunungan dan kabut yang menyelimuti Distrik Walaik, semangat kebersamaan membara di antara masyarakat dan prajurit TNI. Personel Pos Walaik Satgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti ikut ambil bagian dalam acara adat bakar batu, tradisi sakral masyarakat Papua, yang kali ini digelar untuk menyambut serah terima kepala kampung baru, Sabtu (27/9/2025).

Kegiatan adat penuh makna ini menjadi momen penting bagi masyarakat setempat. Tak hanya sekadar pesta rakyat, bakar batu merupakan simbol syukur dan persatuan, serta bentuk penghormatan terhadap pemimpin baru. Dalam acara ini, tampak masyarakat Distrik Walaik berkumpul bersama-sama, bersukacita menyambut pergantian kepala kampung dari Bapak Waker Yelipele kepada Bapak Elikus Elopere.

Di tengah kemeriahan tersebut, prajurit Pos Walaik yang dipimpin oleh Danpos Letda Inf Jhon Feri Malau hadir bukan sebagai tamu kehormatan, melainkan sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Walaik. Mereka ikut bergotong royong menyiapkan batu, daun, dan bahan makanan, serta turut menyantap hasil bakar batu bersama warga sebuah wujud nyata keakraban tanpa sekat antara TNI dan rakyat.

“Kami tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga ikut menanam harapan. Melalui bakar batu ini, kami belajar arti kebersamaan yang tulus dan semangat hidup masyarakat pedalaman. Inilah Papua yang sesungguhnya hangat, bersatu, dan penuh makna, ” ujar Letda Inf Jhon Feri Malau.

Kehadiran TNI di tengah masyarakat Walaik mendapat sambutan hangat. Bagi warga, prajurit bukan lagi sekadar aparat keamanan, melainkan saudara dan sahabat yang ikut merasakan suka dan duka kehidupan mereka.

“Terima kasih banyak untuk partisipasi bapak-bapak TNI. Kami sangat senang dan merasa diperhatikan. Mereka datang bukan hanya untuk menjaga, tapi ikut kerja, bantu menyiapkan makanan, dan makan bersama kami. Ini luar biasa, ” ungkap Kepala Distrik Walaik dengan penuh haru.

Tradisi bakar batu sendiri memiliki makna mendalam bagi masyarakat Papua. Selain sebagai simbol rasa syukur, kegiatan ini menjadi sarana untuk memperkuat tali silaturahmi, menyelesaikan masalah secara damai, dan menegaskan nilai kebersamaan di tengah keberagaman.

Momen tersebut juga menjadi ajang TNI untuk mempererat hubungan sosial dengan warga, membangun kepercayaan, dan menunjukkan bahwa kehadiran Satgas bukan hanya untuk menjaga stabilitas keamanan, tetapi juga untuk merawat kehidupan sosial masyarakat.

Dansatgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti, Letkol Inf Tiertona Arga, S.I.P, menegaskan bahwa keterlibatan prajurit dalam acara adat seperti bakar batu merupakan bagian dari strategi komunikasi sosial untuk memperkuat hubungan emosional antara TNI dan rakyat.

“Satgas Walet Sakti akan selalu hadir di tengah masyarakat dalam suka maupun duka. Tradisi bakar batu adalah bagian dari identitas Papua, dan kami bangga bisa ikut merayakannya bersama saudara-saudara kami di sini. Masyarakat Papua adalah keluarga kami, dan tujuan kami hadir di tanah ini adalah untuk menjaga dan membangun bersama, ” tegas Letkol Tiertona.

Di tengah kehangatan api yang menyala dan aroma umbi-umbian yang terpanggang, tampak senyum dan tawa warga menyatu dengan semangat para prajurit. Di tanah yang jauh dari hiruk pikuk kota, bakar batu hari itu bukan hanya ritual adat, melainkan simbol persaudaraan yang tulus antara rakyat dan TNI.

Kebersamaan ini seolah menegaskan pesan sederhana:

Bahwa keamanan dan kedamaian Papua tidak hanya dibangun dengan senjata, tetapi juga dengan cinta, persahabatan, dan rasa saling menghargai.

“Walet Sakti – Manalo Marajuang, Selalu Menang Dalam Berjuang.”

Semangat pengabdian yang tak hanya ditorehkan di medan operasi, tetapi juga di medan kemanusiaan, bersama rakyat untuk Indonesia yang damai dan bersatu.

(PenSatgas Yonif 644/Walet Sakti)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |