PANGKEP SULSEL - Kemiskinan di desa bukan hanya soal rendahnya penghasilan, melainkan juga minimnya pengelolaan potensi yang ada. Banyak desa memiliki lahan luas, sumber daya alam berlimpah, bahkan budaya yang unik, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pola pikir yang masih terpaku pada hasil pertanian mentah tanpa pengolahan menyebabkan nilai jual tetap rendah. Inilah yang membuat desa sulit bangkit meski memiliki sumber daya yang kaya.
Kunci keluar dari kemiskinan adalah keberanian berinovasi dan membangun kerja sama. Hasil pertanian, peternakan, dan perikanan bisa diolah menjadi produk bernilai tambah, lalu dipasarkan melalui koperasi atau BUMDes. Selain itu, pengembangan wisata desa juga menjadi peluang besar karena mampu membuka lapangan kerja baru sekaligus memperkenalkan keunggulan lokal. Dengan cara ini, desa tidak hanya mengandalkan panen musiman, tetapi memiliki sumber pendapatan yang lebih beragam.
Namun, semua itu hanya bisa terwujud jika masyarakat desa bersatu dan pemerintah desa mengelola potensi dengan visi jangka panjang. Pendidikan, pelatihan keterampilan, dan akses teknologi digital harus diperkuat agar generasi muda desa tidak hanya menjadi penonton. Desa yang mandiri akan lahir ketika warga mau bergotong royong, berani berubah, dan melihat bahwa masa depan cerah bisa dibangun mulai dari tanah kelahirannya sendiri.
Keluar dari “desa kemiskinan” itu bukan hanya soal meningkatkan pendapatan, tapi juga mengubah pola pikir, memperkuat kolaborasi, dan memanfaatkan potensi lokal. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Pemetaan Potensi Desa
Identifikasi apa yang dimiliki desa: lahan, sumber air, hasil pertanian, perkebunan, perikanan, budaya, atau wisata alam.
Buat data sederhana: siapa saja yang bekerja di bidang apa, berapa luas lahan, komoditas utama, dan keterampilan masyarakat.
2. Pemberdayaan Ekonomi Kreatif dan UMKM
Dorong warga mengolah hasil pertanian/laut agar bernilai tambah (contoh: singkong jadi keripik, ubi jadi susu, ikan jadi abon).
Bentuk koperasi atau BUMDes untuk pemasaran bersama.
Kembangkan usaha mikro berbasis rumah tangga dengan akses modal kecil.
3. Pertanian & Peternakan Berkelanjutan
Terapkan pola tanam modern (tumpang sari, hidroponik, irigasi tetes, atau biogas dari kotoran ternak).
Manfaatkan lahan kosong untuk tanaman cepat panen.
Olah limbah jadi pupuk organik agar biaya produksi lebih murah.
4. Pengembangan Wisata Desa
Desa dengan rawa, kebun, sungai kecil, budaya unik bisa dijadikan destinasi wisata edukasi atau agrowisata.
Wisatawan tidak hanya datang melihat, tapi juga belajar menanam, memanen, atau menikmati kuliner khas.
5. Pendidikan & Keterampilan
Selenggarakan pelatihan wirausaha, teknologi digital, dan kerajinan lokal.
Generasi muda desa perlu diarahkan agar bisa memanfaatkan internet untuk promosi produk dan wisata.
6. Akses Pasar & Teknologi
Gunakan media sosial untuk menjual produk desa.
Cari mitra dengan pemerintah, perguruan tinggi, atau LSM untuk membuka pasar lebih luas.
7. Gotong Royong & Manajemen Desa
Warga harus bersatu, jangan jalan sendiri-sendiri.
Dana desa bisa diarahkan bukan hanya untuk infrastruktur, tapi juga penguatan ekonomi produktif.
👉 Intinya, keluar dari desa kemiskinan harus dengan kombinasi: inovasi, kolaborasi, dan keberanian mencoba hal baru.
Pangkep 5 September 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan