PAPUA - Di tengah kesunyian alam pegunungan dan hijaunya hutan Kampung Mumugu, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, prajurit Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku menunjukkan wajah humanisnya. Pada Minggu (3/8/2025), mereka menanggalkan sejenak seragam tempur dan ikut serta dalam ibadah bersama masyarakat setempat, dalam suasana yang khidmat dan penuh kehangatan.
Ibadah yang digelar bersama puluhan warga ini bukan sekadar kegiatan spiritual, tetapi juga menjadi jembatan kedekatan emosional antara TNI dan masyarakat perbatasan. Suasana ibadah yang berlangsung damai menjadi bukti bahwa kehadiran TNI di Papua bukan hanya untuk pengamanan wilayah, tetapi juga membangun harmoni dan persaudaraan sejati.
Membangun Papua dari Hati
Komandan Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, menegaskan bahwa pendekatan humanis adalah bagian dari prinsip tugas Satgas.
“Kami tidak hanya menjaga batas negara, tapi juga ingin menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Kegiatan keagamaan seperti ini memperkuat ikatan batin dan menumbuhkan kepercayaan di tengah masyarakat, " ujarnya.
Setelah ibadah, momen kebersamaan berlanjut dalam diskusi santai antara prajurit dan warga. Masyarakat menyampaikan kebutuhan kampung dan menyatakan terima kasih atas perhatian dan kehadiran TNI dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Apresiasi Pangkoops: TNI sebagai Penjaga Damai
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, turut memberikan apresiasi atas kegiatan bermakna ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini mencerminkan karakter sejati TNI sebagai bagian dari rakyat.
“Kami ingin kehadiran TNI di Papua dirasakan bukan hanya sebagai kekuatan keamanan, tetapi juga sebagai kekuatan kasih dan perdamaian. Setiap doa yang dipanjatkan bersama adalah bagian dari harapan besar kita semua untuk Papua yang damai dan sejahtera, ” ujar Pangkoops, kepada media, Senin (4/8/2025).
Sinergi yang Menumbuhkan Harapan
Tokoh agama dan pemuka adat di Kampung Mumugu pun menyambut baik kegiatan ini. Mereka berharap kedekatan seperti ini terus terjalin dan menjadi fondasi kuat untuk membangun masa depan Papua yang inklusif dan harmonis.
“Kehadiran TNI memberi kami rasa aman dan harapan. Kami tidak merasa sendiri, ” ungkap salah satu tokoh jemaat.
Menjaga Perbatasan dengan Cinta dan Pengabdian
Kegiatan ibadah bersama ini adalah potret nyata bahwa di balik tugas berat pengamanan perbatasan, terdapat ketulusan dan semangat kebersamaan yang menyatukan TNI dan masyarakat Papua. Prajurit tak hanya menjadi penjaga tapal batas, tetapi juga penjaga harapan.
TNI dan rakyat, satu dalam doa, satu dalam langkah, demi Papua yang damai.
Catatan Redaksi:
Rilis ini telah dikonfirmasi oleh Dansatgas Media Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono.